Pelajar Tangerang Meninggal Usai Ikut Aksi Ricuh di Jakarta

TANGERANG – Seorang pelajar berinisial ALF asal Kabupaten Tangerang meninggal dunia setelah mengalami luka berat di bagian kepala saat mengikuti aksi demonstrasi yang berujung kerusuhan di Jakarta pada 28 Agustus 2025.
Korban sempat mendapat perawatan medis di rumah sakit, namun nyawanya tidak tertolong dan dinyatakan meninggal pada 1 September 2025.
Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga korban.
“Betul, dan kami sangat berduka atas hal tersebut,” ujarnya, Senin (1/9/2025).
Menurut Andi, korban awalnya berpamitan kepada orang tua untuk berangkat sekolah. Namun, setelah pulang, ALF kembali meminta izin keluar rumah dengan alasan mengikuti kegiatan lain.
Tidak lama kemudian, pihak kepolisian menerima laporan bahwa korban telah berada di rumah sakit tanpa identitas yang jelas.
“Setiba di rumah setelah sekolah, almarhum ini izin keluar dan melaksanakan kegiatan. Setelahnya baru termonitor bahwa posisinya sudah di rumah sakit tanpa identitas, itu sementara berdasarkan pendalaman,” kata Andi.
Terkait peristiwa tersebut, keluarga korban menyatakan tidak ingin menempuh jalur hukum.
“Kami pastikan kepada pihak keluarga apakah ini harus kita lanjutkan, tapi keluarga tidak menuntut dan secara ikhlas menerima,” imbuh Andi.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Tangerang, Soma Atmaja, menyampaikan keprihatinan mendalam atas keterlibatan pelajar dalam aksi anarkis tersebut.
Ia menilai perlunya peningkatan pengawasan dari orang tua, guru, dan pihak sekolah agar anak-anak tidak terprovokasi untuk ikut serta dalam aksi yang berpotensi menimbulkan kekerasan.
“Tentu kami prihatin sekali bagaimana anak kita bisa ikut ke sana. Untuk itu kami imbau kepada orang tua, para guru, kepala sekolah, agar menjaga dan mengawasi anak-anak kita supaya tidak terprovokasi ikut-ikutan sesuatu yang tidak mereka pahami. Kalau mengacu kepada idealisme, itu hak rakyat, silakan. Tapi kalau ikut suasana kekerasan, jangan,” tegas Soma.
Peristiwa ini menjadi perhatian publik sekaligus pengingat akan pentingnya perlindungan terhadap pelajar agar tidak terjerumus dalam aksi yang membahayakan keselamatan jiwa. []
Nur Quratul Nabila A