Pemkab Parigi Moutong Segera Tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir di Tiga Wilayah

PARIGI — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, segera menetapkan status tanggap darurat bencana banjir menyusul banjir yang melanda tiga wilayah di kabupaten tersebut pada Senin (14/4/2025).
Penjabat (Pj) Bupati Parigi Moutong, Richard Arnaldo, menyebutkan tiga desa yang terdampak adalah Desa Pebounang di Kecamatan Palasa, Desa Tompo di Kecamatan Taopa, dan Desa Pande di Kecamatan Moutong.
“Saat ini Pemkab melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan asesmen lapangan untuk penanggulangan bencana,” ujar Richard di Parigi, Kamis (17/4/2025).
Berdasarkan data BPBD, total korban terdampak di tiga desa mencapai ratusan kepala keluarga (KK). Di Desa Pebounang, terdapat enam KK terdampak, dengan lima keluarga di antaranya mengungsi. Enam rumah dilaporkan rusak berat dan satu rumah rusak ringan.
Selain itu, dua jembatan penghubung desa terputus, satu sekolah mengalami kerusakan, dan jaringan air bersih terpusat ikut terdampak.
Sementara itu, 537 KK di Desa Tompo dan 30 KK di Desa Pande terdampak banjir, meski tidak ada warga yang mengungsi dari kedua desa tersebut.
“Kami juga secepatnya menyalurkan bantuan kemanusiaan untuk para korban,” kata Richard.
Banjir yang terjadi dipicu oleh hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada Senin (14/4/2025), menyebabkan luapan air sungai dan kerusakan sejumlah infrastruktur penting. Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa tanggul sungai di wilayah tersebut jebol akibat derasnya aliran air.
Menurut Richard, penetapan status tanggap darurat memerlukan kesepahaman bersama antara pemerintah desa, kecamatan, dan kabupaten sebagai dasar penguatan koordinasi dan respons tanggap darurat.
“Kami sangat berkomitmen dalam penanggulangan bencana, mulai dari pemenuhan kebutuhan sandang dan pangan para korban hingga pemulihan infrastruktur yang rusak,” tandasnya.
Pemkab Parigi Moutong juga mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, mengingat kondisi cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Tengah. []
Nur Quratul Nabila A