Pemotor Dipukul Pengantar Jenazah di Samarinda

SAMARINDA – Sebuah iring-iringan pengantar jenazah di Samarinda, Kalimantan Timur, menjadi sorotan publik setelah rekaman aksi kekerasan salah satu anggota rombongan beredar luas di media sosial. Dalam video tersebut, seorang pria dari rombongan terlihat memukul kepala pengendara motor yang sedang melintas, sementara iring-iringan berjalan melawan arus di Jalan Sultan Hasanuddin, Samarinda Seberang.

Peristiwa itu menimbulkan pertanyaan besar mengenai disiplin berlalu lintas dan batasan perilaku rombongan pengantar jenazah yang kerap mendapatkan prioritas di jalan raya. Video viral tersebut menunjukkan situasi yang berpotensi membahayakan pengguna jalan lain, mengingat rombongan tidak hanya melawan arus, tetapi juga melakukan tindakan kekerasan tanpa alasan jelas.

Kanit Patwal Polresta Samarinda, Iptu Ismail, ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Ia menegaskan insiden pemukulan itu terjadi tepat di depan Polsek Samarinda Seberang pada Jumat (14/11/2025).
“Betul telah terjadi pemukulan ringan yang dilakukan salah satu rombongan pengantar jenazah kepada pengendara motor di depan Polsek Samarinda Seberang,” ujar Ismail dalam keterangan yang dikutip dari detikKalimantan.

Menurut Ismail, pihak kepolisian mengetahui kejadian ini setelah rekaman CCTV tersebar di media sosial dan menarik perhatian banyak warganet. Hingga saat ini, korban pemukulan belum membuat laporan resmi kepada pihak kepolisian. Meski begitu, penyelidikan tetap berjalan untuk mengidentifikasi pelaku dan kendaraan yang terlibat.

“Kami masih mencari pelaku pemukulan. Saat kami zoom kendaraannya melalui CCTV, nomor polisi tidak kelihatan. Namun untuk mobil ambulans sudah kami temukan,” jelasnya.

Aksi tersebut memancing reaksi keras dari masyarakat. Banyak yang menilai bahwa alasan sedang mengantar jenazah tidak bisa menjadi pembenaran untuk melanggar aturan lalu lintas, apalagi melakukan pemukulan terhadap pengendara lain. Beberapa warga juga menilai bahwa iring-iringan tersebut seharusnya bisa ditertibkan oleh petugas pengawalan untuk menghindari kesemrawutan di jalan.

Ahli transportasi dan keamanan jalan raya sebelumnya telah beberapa kali mengingatkan bahwa penggunaan sirene atau pengawalan pada rombongan sipil harus mengikuti ketentuan hukum. Iring-iringan jenazah tidak dikategorikan sebagai pengguna jalan prioritas kecuali ada pengawalan resmi dari pihak berwenang. Tanpa pengawalan, rombongan wajib tetap mengikuti arus lalu lintas seperti pengguna jalan lainnya.

Kasus ini kembali menghidupkan diskusi mengenai maraknya rombongan pengantar jenazah, konvoi, hingga komunitas motor yang kerap melanggar aturan demi memuluskan perjalanan rombongan mereka. Banyak pihak berharap kejadian di Samarinda menjadi momentum bagi aparat untuk menindaklanjuti dan memberikan edukasi lebih tegas mengenai etika berkendara dalam rombongan besar.

Pihak kepolisian telah meminta masyarakat, termasuk korban, agar tidak ragu membuat laporan untuk membantu proses hukum. Selain memburu pelaku pemukulan, polisi juga menelusuri siapa koordinator rombongan tersebut, serta memastikan apakah ada unsur pelanggaran lain selain melawan arus.

Dengan viralnya video ini, publik berharap penanganan kasus tidak hanya berhenti pada identifikasi pelaku, tetapi juga memberikan efek jera bagi iring-iringan yang kerap bertindak sewenang-wenang di jalan raya. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *