Pemprov Kaltim Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Nataru

SAMARINDA — Pemerintah Provinsi (Pempov) Kalimantan Timur (Kaltim) memastikan ketersediaan pasokan pangan, stabilitas harga, serta kelancaran distribusi kebutuhan pokok menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Kepastian tersebut disampaikan dalam kegiatan Jumpa Pers bertajuk “Ketersediaan Pasokan Pangan, Stabilitas Harga serta Distribusi Pangan Menjelang Nataru 2025” yang digelar di Ruang Wiek Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim, Jalan Basuki Rahmat Nomor 41, Samarinda, Jumat (12/12/2025).

Kegiatan ini digelar sebagai bentuk keterbukaan informasi kepada masyarakat terkait kondisi aktual pangan di Kalimantan Timur menjelang akhir tahun. Pemerintah Provinsi melalui Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM) Kaltim menegaskan bahwa stok pangan strategis berada dalam kondisi aman dan mencukupi.

Sejumlah komoditas utama seperti beras, gula, minyak goreng, daging, bawang merah, dan cabai dipastikan tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama momentum Natal dan Tahun Baru. Pemantauan dilakukan secara intensif di seluruh kabupaten dan kota untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang biasanya terjadi menjelang hari besar keagamaan.

Kepala Bidang Perdagangan DPPKUKM Kaltim, Ali Wardana, menyampaikan bahwa pihaknya telah mengerahkan tim pengawas untuk memantau kondisi pasar setiap hari.

“Kami memastikan pasokan pangan di Kaltim cukup untuk menghadapi Natal dan Tahun Baru. Stok beras, gula, minyak goreng, hingga komoditas hortikultura seperti bawang merah dan cabai dalam kondisi aman,” ujarnya seusai kegiatan.

Ali mengakui adanya kecenderungan kenaikan harga pada beberapa komoditas tertentu, terutama cabai dan bawang merah. Namun, menurutnya, kenaikan tersebut masih dalam batas wajar dan bersifat musiman.

“Memang ada kecenderungan kenaikan harga pada komoditas cabai dan bawang merah, tetapi masih dalam batas kewajaran karena meningkatnya permintaan menjelang Nataru. Pemerintah sudah menyiapkan langkah antisipasi melalui pasar murah dan operasi pasar di sejumlah kabupaten/kota,” tambahnya.

Ia menjelaskan, pemantauan harga dilakukan melalui pasar pantau di seluruh daerah. Data harga kebutuhan pokok dikumpulkan langsung dari pedagang dan dianalisis secara berkala. Jika terjadi kenaikan signifikan selama satu hingga dua minggu, pemerintah daerah akan berkoordinasi dengan pemerintah provinsi untuk melakukan intervensi.

“Indikator intervensi berasal dari pemantauan harga harian. Jika terlihat tren kenaikan, kami segera berkoordinasi dengan Bulog dan Dinas Pangan untuk melakukan Gerakan Pangan Murah. Kukar, misalnya, menjadi daerah yang paling banyak menggelar pasar murah,” jelas Ali.

Selain harga, pengawasan juga menyasar kualitas produk pangan. Ali menyinggung praktik beras oplosan yang sempat ditemukan di lapangan.

“Istilah oplosan bukan mencampur merek berbeda, melainkan mencampur kualitas. Ada beras premium dicampur dengan medium lalu dijual dengan harga premium. Pelaku sudah diberi edukasi dan peringatan agar tidak mengulangi hal tersebut,” tegasnya.

Pemerintah juga mendorong pelaku usaha yang belum memiliki perizinan agar segera melengkapinya. Menurut Ali, sebagian besar pelaku usaha telah menyesuaikan dengan standar yang ditetapkan.

“Alhamdulillah, sebagian besar sudah menyesuaikan dengan standar yang ditetapkan tim pengawas. Komunikasi dengan distributor dan produsen juga terus kami lakukan agar aturan dipahami dan dijalankan dari hulu hingga hilir,” tambahnya.

Ali pun mengimbau masyarakat agar tidak panik menghadapi fluktuasi harga menjelang akhir tahun.

“Kami imbau masyarakat tetap tenang. Pemerintah hadir dengan berbagai langkah antisipasi agar kebutuhan pokok tetap tersedia dan harga terkendali. Natal dan Tahun Baru harus dirayakan dengan nyaman tanpa kekhawatiran soal pangan,” pungkasnya.

Dengan pengawasan ketat, intervensi pasar, serta koordinasi lintas sektor, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur optimistis stabilitas pangan menjelang Natal dan Tahun Baru dapat terjaga, sekaligus melindungi daya beli masyarakat. []

Penulis: Rifky Irlika Akbar | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *