Pemuda Kaltim Harus Berkarya, Bukan Duduk Diam

ADVERTORIAL – Masa bonus demografi di Kalimantan Timur (Kaltim) menjadi momentum krusial yang harus dimanfaatkan optimal oleh generasi muda. Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim secara lugas menegaskan urgensi peran aktif pemuda sebagai agen perubahan, bukan sekadar penonton pasif di tengah laju pembangunan.

Sub Koordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dispora Kaltim, Rusmulyadi, menyampaikan harapan ini dalam wawancara resmi di Kantor Dispora Kaltim, Senin (21/07/2025). Menurutnya, adalah sebuah keharusan bagi pemuda untuk bangkit dari zona nyaman, meninggalkan aktivitas tidak produktif seperti sekadar berselancar di media sosial tanpa kontribusi nyata.

“Harapan saya, pemuda itu harus menjadi corong keberhasilan pembangunan. Apalagi sebentar lagi kita masuk ke masa bonus demografi. Pemuda jangan hanya duduk diam, jangan hanya sibuk scroll media sosial tanpa melakukan apa-apa. Pemuda harus berbuat dan berkarya,” ujar Rusmulyadi.

Rusmulyadi bahkan menyoroti kiprah inspiratif dari pemuda penyandang disabilitas sebagai bukti nyata potensi luar biasa. Ia mencontohkan bagaimana melalui berbagai forum kepemudaan, mereka justru mampu menciptakan karya-karya signifikan dan membangun kemandirian, membuktikan bahwa keterbatasan fisik bukanlah penghalang untuk berprestasi.

“Lihat saja teman-teman disabilitas. Mereka bisa berkarya, bahkan banyak dari mereka yang tergabung dalam forum pemuda disabilitas mampu menghasilkan sesuatu. Ada yang menekuni stand up comedy, ada yang membuat batik, bahkan mereka membentuk band khusus bernama Nite Crey. Mereka tidak meminta-minta di jalan, tapi berkreasi,” lanjutnya.

Rusmulyadi menekankan, jika pemuda penyandang disabilitas mampu menunjukkan produktivitas setinggi itu, maka tidak ada alasan bagi pemuda dengan kondisi fisik sempurna untuk tidak berbuat lebih. Potensi besar yang dimiliki generasi muda Kaltim harus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas lingkungan sosial.

“Kalau teman-teman disabilitas saja bisa berkarya, kenapa justru ada pemuda dengan fisik lengkap yang memilih meminta-minta? Pemuda seharusnya menghasilkan karya, mendorong ekonomi, dan merangkul teman-temannya untuk berbuat sesuatu di lingkungannya,” tegasnya.

Dispora Kaltim sendiri aktif mendukung semangat berkarya ini melalui program Pemuda Pelopor. Program ini menjadi wadah konkret bagi pemuda untuk berkontribusi membangun daerahnya melalui inovasi dan aksi nyata. Rusmulyadi memberikan beberapa contoh keberhasilan dari program tersebut.

“Sekarang kita juga punya program Pemuda Pelopor. Harapan saya, lewat ajang itu mereka bisa membangun daerahnya. Contohnya Hamzah, Pemuda Pelopor dari Kaltim, yang diberi lahan lalu ia kelola dan tanami jagung bersama para pemuda lainnya. Itu nyata manfaatnya,” jelasnya.

Kisah inspiratif lainnya datang dari Balikpapan, di mana seorang pemuda bernama Sultan memulai gerakan Balikpapan Youth Spirit, yang kemudian berkembang menjadi Kaltim Youth Spirit. Gerakan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat pemuda agar bergerak dan menciptakan perubahan positif.

“Ada juga Sultan di Balikpapan yang membangun gerakan Balikpapan Youth Spirit. Gerakan itu sekarang berkembang menjadi Kaltim Youth Spirit. Dia mengajak pemuda untuk semangat, bergerak, dan berkarya. Jangan hanya duduk diam lalu scroll media sosial. Pemuda Kaltim harus bangkit dan berbuat,” pungkas Rusmulyadi.

Melalui seruan ini, Dispora Kaltim secara tegas mengajak seluruh pemuda di provinsi tersebut untuk terus berinovasi, berkarya, dan mengambil peran aktif dalam pembangunan. Dengan demikian, bonus demografi yang akan datang diharapkan benar-benar menjadi peluang emas untuk memajukan Kalimantan Timur secara menyeluruh.[]

Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *