Pemukim Israel Aniaya Petani Zaitun Palestina, Terekam Kamera Jurnalis AS

TEPI BARAT — Kekerasan terhadap warga Palestina kembali mencoreng wilayah pendudukan Tepi Barat. Seorang pemukim Israel memukuli wanita Palestina berusia 55 tahun hingga pingsan saat korban sedang memetik zaitun di kebunnya sendiri, di Desa Turmus Ayya, timur laut Ramallah, pada Minggu (19/10/2025) pagi waktu setempat.

Insiden brutal ini terekam oleh Jasper Nathaniel, seorang jurnalis asal Amerika Serikat yang tengah meliput aktivitas warga Palestina memanen zaitun bersama para aktivis perdamaian. Dalam video yang viral di media sosial, pelaku yang mengenakan penutup wajah tampak menghantam korban berkali-kali menggunakan tongkat hingga terjatuh dan tidak sadarkan diri.

“Seorang pemukim Israel memukuli wanita Palestina dengan tongkat sebelum menjatuhkannya ke tanah. Ia pingsan dan mengalami luka-luka serius,” tutur Nathaniel seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (22/10/2025).

Video memperlihatkan korban yang bersimbah darah kemudian diangkat ke dalam kendaraan untuk dibawa ke rumah sakit terdekat. Namun hingga kini, kondisi terkini korban belum diketahui secara pasti.

Menurut kesaksian Nathaniel, serangan tersebut tidak terjadi secara spontan. Ia menuding tentara Israel turut berperan karena mengizinkan para pemukim bersenjata masuk ke area panen.

“Tentara-tentara menjebak kami untuk serangan ini. Kami dihadang di salah satu sisi oleh pemukim bersenjata dan tidak punya jalan keluar,” ungkapnya melalui video yang diunggah ke media sosial.

Sementara itu, militer Israel dalam pernyataannya kepada BBC mengklaim telah membubarkan konfrontasi sesaat setelah tiba di lokasi. Namun klaim itu dibantah oleh Nathaniel yang menegaskan bahwa pasukan Israel justru meninggalkan area kejadian sesaat sebelum pemukulan terjadi.

Insiden ini menambah daftar panjang kekerasan yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina, terutama saat musim panen zaitun — periode penting bagi perekonomian masyarakat lokal. Dalam banyak kasus, para pemukim kerap menyerang dengan melempar batu, membakar pohon, mencabut tanaman, bahkan menembaki petani dengan dalih menjaga keamanan wilayah.

Berdasarkan data dari Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), sepanjang tahun 2025 telah tercatat lebih dari 3.200 warga Palestina menjadi korban kekerasan pemukim Israel di Tepi Barat. Organisasi internasional itu menyebut bahwa serangan-serangan semacam ini sering terjadi di bawah perlindungan pasukan militer Israel, yang jarang menindak para pelaku.

Serangan di Turmus Ayya ini kembali memicu kemarahan dan kecaman global, termasuk dari organisasi kemanusiaan yang menilai bahwa tindakan pemukulan brutal terhadap warga sipil Palestina menunjukkan kegagalan sistematis dalam melindungi hak asasi manusia di wilayah pendudukan tersebut. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *