Pengangguran Sarjana di Sumenep Tinggi, Dinas Ketenagakerjaan Maksimalkan Program Penempatan Kerja
SUMENEP – Pengangguran di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menyentuh seluruh jenjang pendidikan, tidak terkecuali warga yang telah lulus perguruan tinggi atau menyandang gelar sarjana.
Jumlah sarjana yang tercatat sebagai pengangguran terbuka selalu tinggi dalam beberapa tahun terakhir, yakni di atas 1.000 orang.
Dinas Ketenagakerjaan mencatat, pada tahun 2022, jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi atau sarjana sebanyak 1.299 orang.
Sementara pada tahun 2023, jumlah tersebut naik menjadi 1.355 orang. Namun jumlah tersebut turun drastis dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 2.016 orang.
“Data pengangguran tersebut kami peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep,” kata Eko Kurnia Mediantoro, Kabid Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja (PPKK) Dinas Ketenagakerjaan Sumenep, saat ditemui Kompas.com, Kamis (16/1/2025).
Untuk menekan jumlah pengangguran tersebut, dinas ketenagakerjaan rutin melakukan pendataan melalui aplikasi Sisnaker.
Menurut Eko Kurnia, melalui Sisnaker, pihaknya bisa mengupayakan agar warga bisa terhubung dengan sejumlah perusahaan lokal, regional dan nasional.
Pada tahun 2024, sebanyak 489 warga Sumenep dari berbagai jenjang pendidikan sudah tercatat sebagai pencari kerja.
“Mereka mendaftar secara online,” kata Eko.
Menurutnya, jumlah pencari kerja di Kabupaten Sumenep terus meningkat setiap tahun. Pemerintah melalui dinas terkait rutin menggelar job fair.
Terakhir, sebanyak 32 perusahaan lokal hingga nasional membuka 8.000 lowongan pekerjaan melalui kegiatan job fair tersebut.
Namun karena waktu yang terbatas, tidak semua pencari kerja bisa adu keberuntungan dalam kegiatan tersebut.
“Waktunya hanya satu hari. Ada sekitar enam ratusan pelamar yang datang,” ujarnya.
Eko mengklaim, dinas ketenagakerjaan selalu pro aktif untuk menekan angka pengangguran di Sumenep.
Seluruh kanal media sosial yang dikelola oleh mereka, secara berkala memposting lowongan pekerjaan untuk berbagai jenjang pendidikan.
“Secara online kami aktif menginformasikan setiap ada lowongan pekerjaan,” klaim nya.
Bahkan, lanjut Eko, sejumlah perusahaan yang telah bekerja sama dengan dinas ketenagakerjaan, seringkali melakukan rekrutmen secara offline.
Pihaknya memfungsikan aula kantor dinas untuk jadi tempat tes wawancara oleh beberapa perusahaan.
“Dalam satu bulan, ada dua sampai tiga perusahaan yang rekrument nya dilaksanakan di sana (aula),” tandasnya. []
Nur Quratul Nabila A