Pengetap Persulit Warga Dapat BBM
BULUNGAN-Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Tanjung Selor, Bulungan, sering kehabisan stok Bahan Bakar Minyak (BBM). Jika tersedia, antrian warga untuk mendapatkannya pun memanjang. Akhirnya, BBM seperti pertalite, seperti langka diperoleh. Sulitnya mendapat BBM bersibsidi disebut warga karena ulah pengetap, pedagang tak resmi BBM bersubsidi.
“Dari dulu ini yang kami keluhkan, bukan panic buying tapi ulah pengetap yang memenuhi SPBU sehingga warga susah mendapat BBM subsidi harga wajar karena kita harus membeli di luar (SPBU) dengan harga dan ukuran merugikan konsumen,” kata Suhardi, Wakil Ketua Forum Komunikasi Dini Masyarakat (FKDM) Kecamatan Tanjung Palas Bulungan Kaltara, kepada pewarta, sebagaimana dilansir Antara Kaltara (03/06/2022).
Sementara pihak PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan melihat fenomena kelangkaan BBM di SPBU akibat panic buying atau belanja berlebihan karena rasa panik untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM). Karena stok BBM untuk SPBU reguler dalam keadaan aman dan tersedia.
“Stok BBM untuk wilayah Tanjung Selor, Kaltara dalam keadaan aman dan tersedia,” ungkap Unit Manager Communication, Relation and CSR Marketing Operation Regional Kalimantan Susanto August Satria kepada awak media, di Tarakan, Jumat (03/06/2022).
Konsumsi Pertalite pada bulan Mei 2022 untuk Bulungan pada tiga SPBU yang dikonsumsi sebanyak 1.766 Kilo Liter (KL). Sedangkan pada bulan April 2022 konsumsi Pertalite mencapai 1.640 KL artinya ada kenaikan sebanyak 126 KL. Untuk solar pada bulan Mei 2022 serapannya sebanyak 584 KL kemudian pada bulan April 2022 sebanyak 600 KL.
Untuk solar, kuota yang ditetapkan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) untuk ketiga SPBU di Bulungan sekitar 580 KL. “Itu yang harus kami atur distribusinya supaya tepat sasaran, lalu untuk Pertamax konsumsimemang saat ini relatif kecil untuk tiga SPBU sebesar 98 KL dibanding dengan sebelumnya 80 KL untuk April 2022,” katanya.
Satria mengatakan bahwa terkait antrian, dia mengapresiasi imbauan dari aparat penegak hukum bahwa dalam menggunakan BBM itu harus bijak. “BBM ini harus bijak penggunaannya jangan sampai dibeli kemudian diniagakan kembali, karena itu akan merugikan masyarakat,” katanya.
Pertamina akan semakin memperketat monitoring untuk SPBU dengan berkoordinasi dengan aparat hukum. Jika didapat kejanggalan penyelewengan dan pihaknya tidak segan untuk melakukan penindakan pada SPBU tersebut. “Jika ada pengetap yang menimbun saya kira aparat hukum sudah banyak mengungkap penyelewengan BBM ini. Jadi saya harap masyarakat bijak menggunakan BBM sesuai dengan peruntukannya,” kata Satria.
Apalagi sekarang bahan bakar yang disyaratkan oleh produsen mobil yang baru untuk menggunakan RON tinggi seperti halnya disediakan jenis Pertamax . Bijak menggunakan bahan bakar minyak pakailah sesuai peruntukannya, ramah lingkungan, ramah mesin.
Bila masyarakat menemukan kejanggalan silahkan lapor ke aparat penegak hukum atau bisa juga menyampaikan informasi tersebut yang berkaitan dengan SPBU sebagai penyalur resmi Pertamina bisa menghubungi Pertamina Call Center 135. [] Ant