Penumpang Terbanting Saat Masinis Tertidur
train Coast Starlight train
SAN FRANCISCO – Sistem transportasi publik San Francisco kembali menjadi sorotan setelah sebuah rangkaian kereta Muni Metro melaju tanpa kendali akibat masinis yang tertidur saat bertugas. Peristiwa berbahaya itu terjadi pada awal September lalu dan kembali mencuat setelah rekaman videonya beredar luas di media lokal Amerika Serikat.
Video yang dihimpun media setempat menunjukkan detik-detik ketika kereta ringan dua gerbong tersebut melaju kencang melewati ruas rel di tengah jalanan kota. Dalam rekaman, masinis wanita terlihat terkulai di kursinya, sementara kereta membawa penumpang dalam kondisi penuh sesak. Tanpa kontrol masinis, rangkaian kereta memasuki tikungan dengan kecepatan jauh di atas batas aman.
Media KRON4 melaporkan bahwa sebuah mobil yang melaju dari arah berlawanan nyaris tertabrak karena kereta tersebut melintas dengan kecepatan ekstrem. Situasi itu memunculkan kepanikan di dalam gerbong. Ketika kereta membelok tajam, para penumpang terhempas ke samping hingga banyak yang tersungkur ke lantai. “Saya mau turun!” teriak seorang penumpang wanita dengan nada ketakutan. “Ya, Tuhan!” sahut penumpang lainnya.
Padahal menurut Badan Transportasi Kota San Francisco (SFMTA), kecepatan normal kereta Muni Metro berkisar antara 12 hingga 16 kilometer per jam. Namun, kereta dalam insiden ini disebut melaju lebih dari 80 kilometer per jam, sebuah angka yang menggambarkan betapa berbahayanya situasi tersebut.
Guncangan keras akhirnya membangunkan sang masinis. Ia tampak tersentak, segera meraih kontrol, dan menghentikan laju kereta. Setelah itu, ia bangkit menemui para penumpang, berulang kali menenangkan mereka. “Maafkan saya,” ujarnya. “Relaks, relaks, relaks. Kita tidak mengalami kecelakaan. Relaks.”
Meski kereta berhasil dihentikan, beberapa penumpang mengalami cedera. Laporan San Francisco Chronicle menyebut seorang penumpang wanita harus mendapatkan perawatan medis karena gegar otak.
SFMTA kemudian mengeluarkan keterangan resmi bahwa tidak ditemukan kerusakan teknis pada kereta maupun rel. Insiden yang terjadi di Sunset Tunnel, dekat Duboce Park, itu murni disebabkan oleh “kesalahan akibat kelelahan operator.”
“Kereta mengalami serangkaian gerakan tiba-tiba yang tidak diduga saat melewati tikungan dengan kecepatan melebihi 80 kilometer per jam. Beberapa penumpang terguncang dan jatuh akibat gerakan tiba-tiba tersebut,” jelas SFMTA.
Badan tersebut menegaskan bahwa operator yang bertugas telah ditempatkan pada status nondriving, sambil menunggu penyelesaian prosedur internal dan kontrak terkait.
Peristiwa ini kembali menyoroti isu kelelahan kerja pada operator transportasi publik, yang kerap menjadi faktor risiko keselamatan di berbagai kota besar di dunia. []
Siti Sholehah.
