Penutupan Allenby Ancam Mobilitas Warga Palestina

YERUSALEM – Situasi di Timur Tengah kembali bergejolak setelah Israel mengambil langkah menutup penyeberangan Allenby, jalur utama yang menjadi satu-satunya pintu keluar-masuk Tepi Barat menuju Yordania. Kebijakan ini diumumkan Otoritas Umum Palestina untuk Perbatasan dan Penyeberangan pada Selasa (23/09/2025) dan mulai berlaku Rabu (24/09/2025) hingga batas waktu yang belum ditentukan.
Keputusan mendadak tersebut memicu pertanyaan besar. Hingga kini, Israel belum memberikan penjelasan resmi terkait alasan penutupan. Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu maupun Otoritas Bandara Israel sebagai pengelola penyeberangan tidak segera merespons permintaan klarifikasi. Kondisi kian rumit karena pengumuman dilakukan saat Israel tengah memperingati hari libur nasional.
Padahal, sehari sebelumnya penyeberangan Allenby baru saja dibuka kembali untuk aktivitas penumpang setelah sempat ditutup akibat insiden penembakan. Insiden tersebut melibatkan seorang sopir truk asal Yordania yang melepaskan tembakan di lokasi dan menewaskan dua tentara Israel. Peristiwa itu meningkatkan sensitivitas keamanan di kawasan perbatasan dan menjadi salah satu pemicu pengetatan.
Direktorat Keamanan Publik Yordania menyebutkan, penutupan berlaku untuk arus penumpang maupun barang dari sisi Israel. Bagi Palestina, dampak kebijakan ini sangat besar, karena Allenby merupakan jalur vital yang menopang mobilitas warga serta perdagangan lintas batas dengan Yordania.
Selama bertahun-tahun, jutaan warga Palestina bergantung pada pintu Allenby untuk kebutuhan mendasar. Mulai dari melanjutkan pendidikan di luar negeri, bekerja, hingga mendapatkan layanan kesehatan yang tidak tersedia di wilayah Tepi Barat. Selain itu, jalur ini juga menjadi urat nadi distribusi barang komersial yang menopang roda perekonomian mereka.
Bagi masyarakat Palestina, kebijakan ini bukan sekadar administrasi perbatasan. Penutupan Allenby dipandang sebagai bentuk pembatasan tambahan yang semakin menekan hak dasar mereka untuk bergerak bebas. Dampaknya bukan hanya dirasakan pada aspek ekonomi, tetapi juga berimbas pada sisi sosial dan kemanusiaan.
Sejumlah analis memperingatkan bahwa keputusan Israel bisa memperburuk ketegangan regional. Selain memicu kesulitan bagi rakyat Palestina, langkah ini berpotensi menambah gesekan diplomatik dengan Yordania, negara yang selama ini memegang peran penting sebagai mediator dalam konflik Israel–Palestina.
Allenby tidak hanya berfungsi sebagai jalur transportasi, tetapi juga simbol keterhubungan Palestina dengan dunia luar. Setiap penutupan pintu tersebut selalu meninggalkan konsekuensi serius, baik bagi masyarakat maupun stabilitas kawasan.
Hingga kini belum ada kepastian berapa lama kebijakan akan berlangsung. Namun, ketidakpastian ini memperbesar kekhawatiran bahwa dampak penutupan bisa menjalar lebih luas, bukan hanya pada hubungan antarnegara, tetapi juga pada kondisi kemanusiaan warga Palestina yang semakin rapuh. []
Diyan Febriana Citra.