Perjuangan Chiara, Bayi dengan Teratoma Immature Melawan Penyakit Sejak Lahir
JAKARTA – Perjuangan seorang ibu demi keselamatan buah hatinya tergambar jelas dalam kisah Mazilla Azmi. Sejak putrinya, Chiara Humaira Ramadhani, lahir pada 4 Maret 2025, Mazilla harus menghadapi kenyataan berat bahwa bayinya didiagnosis mengidap teratoma immature, sejenis tumor ganas yang memerlukan penanganan medis intensif dan berkelanjutan.
Teratoma merupakan tumor yang dapat berkembang menyerupai jaringan atau organ tertentu. Mengacu pada keterangan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), kondisi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kelainan genetika. Pada Chiara, teratoma immature terletak di area kompleks, yakni di atas ginjal dan di bawah usus, sehingga menimbulkan risiko serius terhadap fungsi organ vital.
Kondisi tersebut membuat Chiara harus menjalani serangkaian tindakan medis sejak usia sangat dini. Operasi demi operasi serta kemoterapi menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupannya sejak lahir. Hingga kini, Chiara masih menjalani perawatan intensif di RSCM.
“Sampai sekarang masih kemoterapi di RSCM. Awal November ada jadwal kemoterapi lagi. Sampai sekarang total operasi sekitar 5 kali. Tindakan ini ternyata berefek pada kesehatan organ Chiara yang lain,” kata Mazilla.
Dampak dari tindakan medis tersebut tidak hanya berhenti pada tumor. Chiara mengalami penyempitan usus yang membuatnya tidak dapat buang air besar secara normal meski memiliki dubur. Untuk mengatasi kondisi ini, tim medis melakukan prosedur pembuatan stoma, yaitu lubang pada dinding perut sebagai jalur pembuangan limbah pencernaan.
“Setelah dibikinin stoma, Chiara jadi lebih sehat dan aktif. Dulu kurus banget dan sempat dua bulan di NICU RSCM. Perutnya juga sebelumnya gede banget,” ujar Mazilla.
Masalah kesehatan Chiara tidak berhenti di situ. Gangguan pendengaran turut memengaruhi tumbuh kembangnya. Fungsi telinga kiri Chiara mengalami penurunan lebih signifikan dibandingkan telinga kanan, sehingga respons terhadap suara menjadi lebih lambat. Selain itu, Chiara juga didiagnosis mengidap down syndrome serta kelainan jantung berupa jantung bocor, yang diketahui tidak lama setelah kelahirannya.
Dengan kondisi kesehatan yang kompleks, penanganan Chiara dilakukan secara bertahap dan menyesuaikan prioritas medis. Fokus utama saat ini adalah memastikan tumor benar-benar bersih sebelum beralih ke tindakan lain.
“Sekarang teratomanya dulu untuk memastikan benar-benar bersih. Kemudian dilihat lagi, apakah perutnya makin besar atau ada pertumbuhan tumor lagi. Setelah itu dokter akan mempertimbangkan untuk menutup pup stoma, jika organ pencernaan berfungsi dengan baik,” ujar Mazilla.
Mazilla harus bolak-balik dari rumahnya di Desa Mekarmukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi, ke RSCM sebanyak dua hingga tiga kali setiap pekan. Kontrol dilakukan ke berbagai departemen, mulai dari hematologi, vaskuler, hingga bedah, demi memantau kondisi Chiara secara menyeluruh.
Di tengah keterbatasan ekonomi—Mazilla mengandalkan penghasilan dari berjualan makanan, yoghurt, dan produk daring lainnya—ia tetap bertekad menjalani seluruh proses pengobatan putrinya tanpa menyerah.
“Nantinya kalau tumor sudah bersih, stoma sudah ditutup, maka Chiara bisa ke dokter anak untuk penanganan tumbuh kembang. Termasuk untuk down syndrome dan kondisi lain yang merupakan efek kemoterapi,” kata Mazilla.
Perjalanan panjang Chiara menuju kesembuhan masih membutuhkan dukungan banyak pihak. Biaya transportasi dan kebutuhan harian selama pengobatan menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga kecil ini. Di sinilah peran solidaritas sosial menjadi sangat berarti, agar Chiara dapat terus menjalani pengobatan dan memiliki masa depan yang lebih baik. []
Siti Sholehah.
