Perkebunan Sawit Bikin Punah Rotan
KOTAWARINGIN TIMUR – Tokoh masyarakat Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Kalimantan Tengah (Kalteng), Ary Dewar mengatakan alih fungsi lahan menjadi perkebunan sawit mengakibatkan punahnya delapan jenis rotan.
“Kedelapan jenis rotan yang punah tersebut adalah rotan yang biasa tumbuh liar dan berkembang di hutan belantara, yakni rotan lacak merah, pulut, Selimit, Marau, Sarang Buaya, Lilin, Kawat dan Irit,” katanya di Sampit, Rabu (1/7).
Penebangan hutan secara besar-besaran untuk dijadikan lahan perkebunan kelapa sawit telah merusak sitem hutan di Kabupaten Kotim.
Dari delapan jenis rotan hutan tersebut petani rotan Kotim hanya mampu menyelamatkan satu jenis saja, yakni rotan taman.
Rotan taman tersebut sekarang dibudidayakan oleh petani dan menjadi mata pencaharian sebagaian besar masyarakat pedalaman Kotim.
“Sekarang sangat sulit ditemukan jenis kedelapan rotan tersebut karena tegakan kayu atau hutan yang menjadi populasi tumbuhan tersebut sudah hilang dan beralih fungsi,” katanya.
Pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kehutanan (Kemenhut) seharusnya berterima kasih kepada para petani yang mampu menyelamatkan rotan dari kepunahan.
Selain berhasil menyelamatkan rotan dari kepunhan, petani juga sangat menjaga kelestarian hutan, sebab rotan yang ditanam harus di dalam hutan dan harus ada tegakan kayu sebagai media rotan menjalar, apabila tidak maka rotan tersebut tidak bisa tumbuh memanjang.
Selama ini anggapan Kemenhut sangat salah kaprah jika hasil produksi rotan di Kotim diperoleh dari hasil perambahan hutan, sehingga mengakibatkan penggudulan hutan.
Hasil produksi rotan Kotim bukan hasil hutan ikutan melainkan murni hasil budidaya petani atau dipanen dari hasil tanam.
“Sayangnya meski rotan yang dipanen petani itu hasil budidaya, pemerintah kurang peduli dengan perjuangan para petani tersebut, buktinya harga rotan di Kabupaten Kotim terus bergejolak dan petani lah yang menjadi korban,” terangnya. [] ANT