Pernikahan Dini Jadi Fokus FGD BPS Bangka Selatan, Tanggulangi Gizi Buruk dan Stunting
BANGKA SELATAN – Badan Pusat Statistik (BPS) Bangka Selatan (Basel) bersama Pemerintah Daerah (Pemda) menggelar Forum Grub Discussion (FGD) mengatasi pernikahan dini.
Diketahui salah satu faktor yang diakibatkan oleh pernikahan dini adalah gizi buruk, Stunting, kematian ibu melahirkan serta kematian pada bayi.
Kepala Bappelitbangda Basel Herman melalui Kasubag Tata Usaha Imam Hidayat menyebutkan, tujuan FGD ini adalah melakukan penajaman terhadap proses pengumpulan data yang dilakukan oleh BPS seperti indikator kematian internal dan fertilitas remaja.
“Indiktor ini merupakan indikator yang digunakan unt lll llluk pengukuran RPJMN 2024-2029 dan juga SDGS,” ungkapnya, Kamis (21/11/2024).
Kabupaten Basel ini dipilih sebagai pengambilan sampel yang baik, sehingga nantinya bisa diambil langkah pencermatan yang strategis.
“Basel dipilih sebagai wilayah sampel untuk dilakukan pencermatan secara lebih dalam,” terangnya.
Sementara itu, menurut Imam isu pernikahan usia dini di Basel merupakan salah satu akar dari beberapa masalah seperti antara lain gizi buruk, LM lll stunting, kematian ibu melahirkan dan angka kematian bayi.
Indikator Total Fertility Rate (TFR) Basel sendiri saat ini sebesar 2,15 sedangkan ASFR atau angka kelahiran remaja sebesar 32,4.
Oleh sebab itu Intervensi seperti peningkatan dan pemerataan cakupan layanan kesehatan, peningkatan kualitas sarana dan prasarana penunjang layanan kesehatan, advokasi dan sosialisasi kepada remaja serta peningkatan kualitas pengelolaan data.
“Kita berharap agar kegiatan ini terus menguatkan komitmen semua stakeholder terkait untuk berperan aktif mengatasi persoalan kematian maternal dan fertilitas remaja di Basel,” pungkasnya. []
Nur Quratul Nabila A