Pertemuan Trump-Netanyahu Bahas Masa Depan Gaza

JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menggelar pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Florida, Amerika Serikat. Pertemuan tersebut menjadi sorotan internasional karena membahas perkembangan terbaru konflik di Jalur Gaza serta langkah lanjutan dari rencana gencatan senjata yang tengah diupayakan, di tengah situasi kawasan yang masih rapuh dan penuh ketegangan.

Menurut laporan kantor berita AFP, Selasa (30/12/2025), pertemuan berlangsung di resor Mar-a-Lago milik Trump. Selain isu Gaza, kedua pemimpin juga menyinggung Iran, yang selama ini menjadi perhatian utama dalam kebijakan keamanan Israel dan Amerika Serikat. Trump secara terbuka menyampaikan pernyataan keras terkait program nuklir Iran, menegaskan bahwa Washington tidak akan ragu mengambil tindakan ekstrem jika Teheran kembali membangun fasilitas nuklirnya.

Trump mengatakan bahwa jika Iran berupaya membangun kembali infrastruktur nuklir, Amerika Serikat akan “menghancurkannya.” Pernyataan tersebut menegaskan sikap konfrontatif Trump terhadap Iran, sejalan dengan pendekatan keras yang ia tunjukkan selama masa kepemimpinannya.

Di sisi lain, Trump juga menepis laporan yang menyebut adanya ketegangan antara dirinya dan Netanyahu. Ia mengakui bahwa pemimpin Israel tersebut merupakan sosok yang tidak mudah dalam bernegosiasi, namun tetap menekankan pentingnya kepemimpinan Netanyahu bagi Israel, terutama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Trump menyampaikan bahwa Netanyahu “dia bisa sangat sulit” tetapi Israel “mungkin tidak akan ada” tanpa kepemimpinannya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Pernyataan itu sekaligus menunjukkan dukungan personal Trump terhadap Netanyahu di tengah tekanan politik dan keamanan yang dihadapi Israel.

Menjelang pertemuan bilateral tersebut, Trump mengungkapkan bahwa diskusi mereka mencakup sejumlah isu strategis. “Kami membahas sekitar lima topik utama, dan Gaza akan menjadi salah satunya,” kata Trump kepada wartawan. Gaza menjadi fokus utama karena gencatan senjata yang disepakati pada Oktober lalu dinilai masih rapuh dan membutuhkan tahapan lanjutan yang lebih konkret.

Dalam konteks gencatan senjata tersebut, Trump kembali menegaskan tuntutannya agar Hamas melucuti senjata. Menurut Trump, pelucutan senjata kelompok tersebut menjadi syarat penting bagi stabilitas jangka panjang di Gaza. Pernyataan ini muncul setelah sayap bersenjata kelompok Palestina itu sebelumnya bersumpah akan tetap mempertahankan persenjataannya.

“Harus ada pelucutan senjata terhadap Hamas,” kata Trump.

Netanyahu menyambut pernyataan Trump dengan nada positif. Ia menekankan eratnya hubungan antara Israel dan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Trump. Netanyahu menyatakan bahwa “kami belum pernah memiliki teman seperti Presiden Trump di Gedung Putih.”

Pertemuan ini dinilai mencerminkan keselarasan pandangan kedua pemimpin terkait isu keamanan regional. Dukungan Amerika Serikat terhadap Israel tetap menjadi faktor kunci dalam dinamika konflik Gaza, terutama dalam menentukan arah negosiasi gencatan senjata dan tekanan terhadap kelompok bersenjata Palestina.

Di tengah upaya diplomasi tersebut, situasi di Gaza masih diliputi ketidakpastian. Gencatan senjata yang berlaku sejak Oktober dinilai belum sepenuhnya menjamin stabilitas, sementara tuntutan pelucutan senjata Hamas menjadi salah satu isu paling sensitif dalam pembicaraan damai. Sikap keras Trump terhadap Hamas dan Iran diperkirakan akan terus memengaruhi pendekatan Amerika Serikat terhadap konflik Timur Tengah ke depan. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *