Laut Bontang Tercemar Pupuk
BONTANG – Sebanyak 60 orang dari RT 30 Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan harus menanggung rugi. Pasalnya, sejak tiga bulan terakhir, warga yang bermukim di pemukiman pesisir Melahing gagal panen. Diduga imbas tumpukan pupuk yang dibuang ke laut mencemari budi daya rumput laut.
Bahkan, akibat kasus tersebut, warga yang tergabung dalam tiga kelompok nelayan binaan Dinas Perikanan Kelautan dan Pertanian (DPKP) Bontang itu, harus mengalami kerugian yang ditaksir mencapai puluhan juta rupiah. “Kami tidak tahu pasti siapa yang membuang karung berisi pupuk yang jumlahnya sekitar 50-an karung itu,” beber Ketua RT 30 Nasir L, Sabtu (25/4).
Dijelaskan, temuan tersebut merupakan jawaban atas kegelisahan yang melanda warganya sejak tiga bulan terakhir. Sebab dalam rentan waktu itu, sekitar 60-an orang yang berprofesi sebagai petani rumput laut mengalami gagal panen.
Padahal, kata dia, April, merupakan salah satu bulan baik untuk melakukan penanaman di antara beberapa bulan baik yang ada dalam setahun.
Dari laporan tersebut, dia lantas menyambangi lokasi temuan. Ternyata salah satu wilayah pasang surut yang terletak sekitar 200 meter dari Melahing, ditemukan beberapa tumpukan karung yang sebagian tercecer pada permukaan daratan pasang-surut. Setelah diperiksa, ternyata berisi pupuk urea.
“Tumpukan kami temui, tidak langsung kami amankan hari itu. Melainkan dikoordinasikan dengan warga dan pemerintah setempat. Setelah itu kami lalu mengangkutnya ke BBIP Tanjung Laut,” paparnya.
Evakuasi itu, ujarnya, dilakukan demi mengamankan dampak lebih buruk yang bisa ditimbulkan oleh ceceran pupuk tersebut bagi petani setempat. Yang dibantu sekitar 12 kapal ber gross ton (GT) rendah milik warga setempat.
Nasir berharap, atas temuan tersebut, ada tindak lanjut dari pihak terkait. Seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH), DPKP, dan kepolisian. Untuk mencari oknum yang telah membuang pupuk tersebut ke laut dan berakibat meruginya puluhan nelayan.
Apalagi, untuk mempertegas dampak pupuk itu, dia bersama warga mengambil sampel air laut yang berada sekitar 2 meter dari lokasi penumpukan. Kemudian merendam rumput laut sehat ke botol tersebut selama beberapa menit. Hasilnya, rumput laut menguning dan perlahan berubah warna menjadi cokelat seperti terbakar. [] KP