Pintu Masuk Dam 8 Desa Brabe, Dihiasi Sampah Yang Berceceran
PROBOLINGGO-Tumpukan sampah berceceran di sepanjang jalan mendekati pintu masuk tempat wisata Dam 8, dikeluhkan oleh banyak warga dan menjadi pemandangan yang tidak sedap dipandang mata. 12/10/2023.
Lokasi di sepanjang aliran sungai pekalen tersebut dipenuhi oleh tumpukan sampah yang berceceran. Tentunya menurunkan nilai estetika apalagi berdekatan dengan tempat wisata, sangat menggangu keindahan dan yang pasti menjadi nilai minus di mata masyarakat, ditambah lagi bau yang menyengat akibat tumpukan sampah tersebut. Jika kita menuju lokasi tersebut kita akan menjumpai pula tempat kuliner maupun penjual minuman.
Seorang penikmat kopi yang sedang duduk santai di salah satu warung “Hasan” mengatakan kepada media ini, “Sampah ini tiap hari berceceran seperti itu mas, selain itu juga baunya yang menyengat, itu juga sering di bakar, ini kan mengganggu para pengendara, apalagi ini dekat dengan warung, yang biasanya rame pembeli, bisa berkurang akibat bau dari tumpukan sampah itu”, ungkapnya.
“Wisata dam 8 sudah terkenal mulai dulu, yang seharusnya di jaga kebersihan dan keindahan di sekitar nya, masak pintu masuk bukan dihiasi dengan bunga-bunga malah dihiasi dengan sampah”, imbuhnya.
Bila sampah tidak dikelola dengan baik dan hanya langsung dibuang ke lingkungan, sangat mengurangi nilai kebersihan dan keindahan, mengurangi kenyamanan, menjadi media penularan penyakit (lalat, tikus, nyamuk dan kecoa), menurunkan kualitas lingkungan (pencemaran udara, pencemaran tanah dan sumber air). Ciri-ciri lingkungan tercemar yaitu bau busuk yang sangat menyengat. Pencemaran tanah dan air bisa menyebabkan udara menjadi bau. Kondisi lain yang menyebabkan udara tercemar di antaranya seperti limbah asap pabrik, bakar sampah dan kendaraan bermotor. Yang mana sampah yang berceceran kebanyakan dari plastik sedangkan, Limbah dari sampah plastik bisa menghasilkan zat karsinogenik yang bisa menyebabkan kanker. Seperti kanker paru-paru, kanker prostat, kanker testis dan kanker payudara.(sumber: web DLH).
Kepala Desa Brabe Sunardi mengatakan saat dikonfirmasi menjawab melalui WhatsApp, “Saya tidak tau yang buang sampah itu warga dari desa mana saja, namun yang jelas saya sudah 2 (dua) kali kami membuang tumpukan sampah di sana. Saya bingung juga, karena masalah itu tidak ada dana nya, kalau terus-terusan seperti itu, desa mau dapat dari mana dana untuk pembuangan sampah tersebut”, ungkapnya.
“Setelah dibuang tumpukan sampah yang berceceran di bak sampah/penampungan sampah sempat saya tutup bersama warga desa Brabe di lokasi tersebut, kita kasih pagar dan banner, bahwa tidak boleh buang sampah di situ. Namun masih saja ada warga yang membuang sampah di tempat itu, bahkan tambah sampai melebar”, jelasnya lagi.
“Untuk bak sampah/tempat penampungan sampah, itu saya tidak tau siapa yang buat, kalau tanahnya itu milik pengairan”, pungkasnya.(Misbahul)