Plaza Kalibaru Cilincing Marak Tawuran Pelajar, Warga Minta Penanganan Serius

JAKARTA – Plaza Kalibaru, yang terletak di Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, telah lama menjadi pusat aktivitas masyarakat setempat.
Namun, sejak beberapa tahun terakhir, kawasan ini justru dikenal sebagai lokasi rawan tawuran antarpelajar, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah atas.
Menurut keterangan warga setempat, Surya (38), fenomena ini mulai marak sejak sekitar tahun 2018.
“Dulu awalnya di sekitar proyek WIKA. Tapi sejak ada tanggul, tawurannya pindah ke Plaza Kalibaru. Sekarang hampir setiap malam terjadi,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Senin (2/6/2025).
Surya yang tinggal tepat di samping plaza mengaku sering kali terganggu oleh suara gaduh hingga bentrokan yang berlangsung larut malam. Ia bahkan menyebut tawuran bisa terjadi hingga tiga kali dalam satu malam.
“Sore bisa mulai, lalu lanjut malam. Anak-anak ini bahkan satu sekolah, tapi saling ejek lalu bentrok,” tambahnya.
Tidak hanya kebisingan, aksi brutal para pelaku tawuran kerap menyebabkan kerusakan pada rumah warga. Atap rumah milik Surya, misalnya, beberapa kali harus diperbaiki karena terkena lemparan batu.
Sejumlah pemilik warung di sekitar plaza pun mengalami kerugian akibat gerombolan pelajar yang merusak fasilitas usaha mereka.
Syam (30), warga lain yang tinggal di kawasan tersebut, mengungkapkan bahwa akibat seringnya terjadi tawuran, sebagian warga kini memasang jaring di atas genteng untuk menghindari kerusakan.
“Sudah bukan hal baru. Kalau ada tawuran, kita enggak panik lagi. Tapi tetap resah, karena kadang-kadang memakan korban,” katanya.
Menurut Syam, baru-baru ini seorang remaja mengalami luka bacok di lengan, sementara tahun lalu, satu pemuda tewas dalam insiden serupa.
Surya bahkan mengaku sempat menjadi korban saat berupaya membubarkan tawuran lima hari sebelumnya. Betis kirinya terluka akibat sabetan celurit.
“Kami sudah berusaha menyuruh mereka pulang. Tapi mereka balik mengancam. Saya sampai kena celurit waktu mencoba melerai keributan di warung tetangga,” tutur Surya, seraya menunjukkan bekas luka yang masih mengering.
Warga menyebut aksi tawuran ini kerap diawali dengan saling ejek di media sosial dan grup WhatsApp. Pelajar yang terlibat umumnya sudah membuat kesepakatan untuk bertemu di lokasi tertentu.
“Mereka punya akun khusus buat janjian tawuran,” ungkap Syam.
Menyikapi kondisi ini, warga berharap para pemangku wilayah turut aktif dalam penanganan masalah.
“Jangan hanya polisi dan TNI. RT, RW, hingga LMK setempat juga harus turun tangan. Jumlah aparat terbatas, tapi warga bisa bersama-sama menjaga lingkungan,” tegas Syam.
Meskipun aparat keamanan telah melakukan patroli, warga menilai pengawasan di malam hari masih kurang maksimal.
Mereka mendesak adanya upaya kolaboratif yang lebih konkret untuk memulihkan keamanan dan ketertiban di Plaza Kalibaru. []
Nur Quratul Nabila A