PM Israel Benjamin Netanyahu Dirawat Akibat Hernia
ISRAELÂ – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu masuk rumah sakit (RS). Ia dilaporkan akan menjalani operasi hernia. Hal ini ditegaskan kantornya seraya mencatat bahwa dirinya akan dibius total, Minggu, dikutip Senin (01/04/2024). Prosedur ini dilakukan ketika negara tersebut masih melancarkan serangan ke Gaza, Palestina.
“Wakil Perdana Menteri dan Menteri Kehakiman Yariv Levin akan menjabat sebagai perdana menteri selama operasi pria berusia 74 tahun itu,” kata kantornya dikutip AFP. “Dokter menemukan hernia tersebut pada hari Sabtu saat pemeriksaan rutin, dan setelah berkonsultasi, keputusan dibuat untuk perdana menteri untuk menjalani operasi setelah menyelesaikan jadwal hariannya,” tambah kantornya lagi.
Ini bukan kali pertama Netanyahu masuk RS. Dokter memasang alat pacu jantung di badannya pada Juli 2023 setelah adanya kekhawatiran medis. Sebelumnya Netanyahu mendapat banyak kecaman dari dunia internasional karena perangnya yang dia klaim melawan Hamaz di Gaza. Sebagian menganggap pemerintahannya melakukan genosida karena membombardir Gaza tanpa ampun di mana warga sipil menjadi korban.
Mengutip Al-Jazeera misalnya, total warga tewas di Gaza sejak serangan Israel di Oktober telah mencapai 32.782. Dalam semalam, setidaknya Israel membunuh 77 orang. Total warga terluka kini mencapai 75.298 orang. Dalam 24 jam setidaknya serangan tanpa ampun pasukan pendudukan Israel (IDF) melukasi 108 orang.
“Kantor media Gaza mengatakan bahwa Israel melakukan pembantaian baru dengan mengebom tenda-tenda jurnalis dan membuat orang-orang mengungsi di dalam tembok Rumah Sakit Al-Aqs a Martyrs,” tulis media Qatar itu. “Kami menganggap pemerintah AS, pendudukan, dan komunitas internasional bertanggung jawab penuh atas kejahatan ini atas dukungan militer dan politik mereka terhadap pendudukan,” muat kantor media Gaza itu.
Di sisi lain, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menunjuk Mohammed Mustafa sebagai PM baru di tengah tekanan AS untuk mereformasi otoritas. Mustafa menggantikan Mohammed Shtayyeh, yang mengundurkan diri pada bulan Februari.
Situasi keseluruhan juga terjadi di tengah penolakan Israel terhadap gencatan senjata meskipun resolusi disahkan Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Resolusi itu menuntut diakhirinya agresi Israel selama sisa bulan suci Ramadan. []
Redaksi08