Polisi Inggris Awasi Pergerakan Tommy Robinson, Seorang Islamofobia yang Diduga Otak dari Kerusuhan Inggris
JAKARTA – Polisi Siprus menyatakan siap membantu polisi Inggris untuk meringkus Tommy Robinson, anggota sayap kanan yang diduga dalang kerusuhan di Inggris. Juru bicara polisi Siprus mengatakan pihaknya telah bicara dengan polisi Inggris mengenai Robinson dan telah menawarkan bantuan tersebut.
“Kami berhubungan dengan polisi Inggris, dan jika mereka membutuhkan bantuan kami, kami siap membantu,” kata juru bicara polisi Siprus, seperti dikutip AFP, Kamis (8/8/2024).
Robinson saat ini berada di Siprus untuk menghindari persidangan kasusnya di pengadilan Inggris. Dia kedapatan bersantai di tepi kolam renang sebuah hotel bintang lima di kota resor Ayia Napa oleh AFP TV. Polisi Siprus meyakini Robinson masih berada di pulau tersebut hingga kini. Polisi menyatakan pihaknya mengawasi gerak-gerik Robinson.
“Dia masih di Siprus sejauh yang kami tahu,” kata juru bicara tersebut.
Robinson, yang memiliki nama asli Stephen Yaxley-Lennon, diduga telah mengatur serangan yang menargetkan migran di Inggris melalui unggahan media sosial. Dia merupakan mantan pemimpin English Defence League, sebuah kelompok Islamofobia yang didirikan 15 tahun lalu.
Robinson pernah dipenjara karena kasus penyerangan, penghinaan terhadap pengadilan, serta penipuan hipotek. Saat ini, ia diburu polisi setelah meninggalkan Inggris pekan lalu sebelum sidang kelanjutan kasus penghinaan terhadap pengadilan.
Mengenai keberadaannya di Siprus, Robinson berdalih di media sosial bahwa dirinya tak lagi berada di sana. Kendati begitu, polisi memastikan ia masih di pulau tersebut. Inggris diguncang unjuk rasa dan kerusuhan usai tiga anak tewas ditikam dalam insiden penikaman massal di Southport, Merseyside, pada Senin (29/7/2024) pekan lalu.
Insiden itu terjadi di sebuah acara bertema Taylor Swift di sekolah tari di Southport. Tiga anak perempuan yakni Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7), dan Alice Dasilva Agular (9) meninggal dunia. Sepuluh orang lainnya juga mengalami luka-luka.
Warga Inggris berunjuk rasa usai beredar rumor bahwa pelaku penikaman merupakan imigran Muslim. Unjuk rasa itu pun berujung rusuh, dengan para pedemo yang mayoritas sayap kanan menyasar pencari suaka hingga komunitas Islam di sejumlah wilayah Inggris. []
Nur Quratul Nabila A