Polisi Simpulkan Arya Daru Tewas Bunuh Diri, Namun Masih Banyak Teka-teki

JAKARTA — Kepolisian menyimpulkan diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Arya Daru Pangayunan (39), meninggal dunia diduga akibat bunuh diri.

Kesimpulan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/7/2025), usai penyelidikan selama tiga pekan lebih.

Menurut anggota Laboratorium Forensik Direktorat Siber Polda Metro Jaya, Ipda Sadji Purwanto, Arya telah menunjukkan indikasi keinginan mengakhiri hidup sejak tahun 2013.

“Dari intinya, ada alasan (Arya) untuk bunuh diri,” kata Sadji dalam konferensi pers tersebut.

Dalam pengusutan kasus ini, polisi telah memeriksa 24 saksi yang dibagi dalam tiga klaster: pihak Kemenlu, keluarga, serta pemilik dan penjaga indekos tempat Arya tinggal.

Selain itu, sebanyak 103 barang bukti telah diamankan, di antaranya lakban kuning, alat kontrasepsi, laptop, kartu akses, serta buku karya Arya Daru yang berjudul Diplomat.

Meski polisi menyatakan tidak ditemukan tanda-tanda keterlibatan pihak lain, sejumlah kejanggalan masih menyisakan tanda tanya terkait kematian Arya Daru.

Berikut beberapa poin yang menimbulkan perhatian publik:

1. Temuan Alat Kontrasepsi

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra, mengonfirmasi temuan dua alat kontrasepsi yang masing-masing ditemukan di kamar indekos Arya dan di dalam tas punggung yang dibawanya ke Gedung Kemenlu.

“Namun saya tidak tahu, itu (alat kontrasepsi) digunakan untuk apa,” ujar Wira.

Temuan ini memunculkan spekulasi, mengingat konteks barang tersebut tidak dijelaskan secara utuh.

2. Ponsel Hilang

Polisi menyatakan hanya menemukan satu unit ponsel milik Arya, yakni Samsung Note 0. Sementara satu ponsel lainnya, Samsung Galaxy S22 Ultra, tidak ditemukan. Perangkat ini terakhir terdeteksi aktif di kawasan mal Grand Indonesia sebelum sinyalnya menghilang.

“Samsung Ultra 22 saya tidak terima, hilang atau tidaknya saya tidak tahu,” kata Ipda Sadji Purwanto dari tim Digital Forensik.

Ponsel ini diyakini menyimpan informasi pribadi penting milik Arya yang dapat membantu mengungkap motif kematian.

3. Motif Belum Terungkap

Mantan Wakapolri, Komjen (Purn) Oegroseno, mempertanyakan alasan di balik dugaan bunuh diri tersebut.

Ia menekankan pentingnya penyelidikan mendalam terhadap kondisi psikologis korban.

“Ini menarik bagi seorang penyidik Polri ya, bahwa mengungkap motif itu juga bagian dari penyidikan yang jangan ditinggalkan,” ujarnya.

Oegroseno juga menyentil kemungkinan adanya persoalan personal atau profesional yang belum terungkap sepenuhnya, dengan bertanya, “Apa yang tidak diberikan yang terbaik oleh negara kepada almarhum?”

4. Dugaan Perselingkuhan

Isu perselingkuhan juga mencuat setelah wartawan menanyakan perihal pesan WhatsApp dari Arya yang salah kirim kepada istrinya. Pesan itu diduga ditujukan untuk orang lain.

Namun, saat ditanya, Kombes Wira enggan menjawab secara rinci dan menyatakan tidak ada indikasi keterlibatan orang lain.

“Korban meninggal bukan karena keterlibatan orang lain, dan penyelidik belum menemukan pidana dalam perkara ini,” tegasnya.

5. Sosok Farah dan Rekan Kerja

Dalam penyelidikan, muncul nama Farah yang disebut memiliki hubungan dekat dengan Arya Daru.

Polisi menyatakan Farah telah diperiksa, dan terakhir terlihat bersama Arya saat berbelanja di Grand Indonesia pada Senin (7/7/2025).

Setelah berbelanja, Arya sempat naik taksi menuju bandara. Namun, di tengah perjalanan, ia meminta sopir taksi untuk mengubah arah menuju Gedung Kemenlu.

Tak lama setelah itu, Arya ditemukan meninggal dunia di kamar indekosnya di kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa pagi (8/7/2025).

Saat ditemukan, kepala korban dalam kondisi terbungkus plastik dan terlilit lakban, dengan posisi tubuh di atas tempat tidur dan pintu kamar terkunci dari dalam.

Polisi menegaskan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik lain atau kehilangan barang di kamar tersebut.

Meskipun kesimpulan awal menyatakan bahwa Arya Daru meninggal akibat bunuh diri, masih terdapat sejumlah fakta yang belum terjawab secara terang, mulai dari ponsel yang hilang, keberadaan alat kontrasepsi, hingga relasi personal yang belum sepenuhnya diungkap.

Kasus ini masih menjadi perhatian publik dan kalangan diplomat, terutama menyangkut kondisi psikologis Arya, serta kemungkinan tekanan sosial maupun pekerjaan yang dialaminya selama menjalankan tugas negara. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *