Polisi Tangkap Pelajar Terlibat Pembacokan di Tomang

JAKARTA — Aksi tawuran dan kekerasan antar pelajar kembali menelan korban di Ibu Kota. Kepolisian Sektor (Polsek) Grogol Petamburan berhasil mengungkap kasus pembacokan pelajar yang terjadi di kawasan Tomang, Jakarta Barat, pada Rabu (17/09/2025).

Pelaku yang masih berstatus pelajar akhirnya ditangkap setelah dua pekan dalam pengejaran. Ia diketahui berperan sebagai pengendara sepeda motor saat peristiwa penyerangan berlangsung.

Kanit Reskrim Polsek Grogol Petamburan, AKP Alexander Tenggunan, mengatakan penangkapan dilakukan pada Kamis (02/10/2025) sekitar pukul 04.50 WIB di kediaman pelaku.
“ Tadi pagi kami tangkap, kami jemput ke rumahnya,” ujar Alexander saat dikonfirmasi, Kamis.

Menurut Alexander, penangkapan ini bukan yang terakhir. Polisi masih memburu sejumlah pelaku lain, termasuk eksekutor utama pembacokan yang melukai korban.
“Ini penangkapan berurutan, dan masih kami kembangkan juga. Yang pertama kami amankan temannya dulu yang bawa motor. Nanti berlanjut lagi ke teman-temannya yang lain. Pasti ketangkap ini pelakunya,” tegasnya.

Dalam proses penyelidikan, polisi menghimpun informasi dari pihak sekolah korban dan sekolah pelaku. Bukti rekaman CCTV milik warga sekitar turut menjadi petunjuk penting untuk menelusuri gerak-gerik para pelaku.
“Mereka ini sudah biasa bawa alat, cuma enggak kelihatan aja. Ini kebetulan ada bukti, ada CCTV sebagai petunjuk. Kami lidiknya dari sekolahnya karena tahu itu anak sekolah, di kawasan Kebon Jeruk,” tutur Alexander.

Insiden bermula ketika RC (15), pelajar yang menjadi korban, tengah mengendarai sepeda motor pada Rabu (17/09/2025) pagi sekitar pukul 06.30 WIB. Tiba-tiba rombongan pelajar dari sekolah lain melintas, dan salah seorang pelaku langsung menyerangnya dengan senjata tajam.

Akibat sabetan benda tajam di bagian kepala kanan, RC mengalami luka serius dan harus mendapatkan enam jahitan di RS Sumber Waras. Beruntung, nyawa korban masih tertolong meski menderita trauma akibat serangan mendadak tersebut.

Dari hasil pemeriksaan awal, terungkap bahwa motif penyerangan adalah dendam. Pelaku pernah menjadi korban pemukulan sebelumnya. Namun, Alexander menegaskan korban RC sama sekali tidak terlibat dalam kejadian tersebut.
“Dia ngebacok ini bukan yang mukul dia. Jadi, asal ngebacok saja karena dia cuma lihat, ‘oh, ini sekolah ini nih,’ gitu,” ungkapnya.

Kasus ini menunjukkan bahwa aksi kekerasan remaja sering kali tidak terkontrol dan menyasar orang yang tidak bersalah hanya karena perbedaan seragam sekolah.

Polisi menegaskan akan terus menindak tegas aksi tawuran maupun balas dendam yang melibatkan pelajar. Selain membahayakan nyawa, tindakan tersebut dapat menjerat pelaku ke ranah hukum pidana, meski masih berstatus anak.

Peristiwa di Tomang ini menjadi alarm keras bagi sekolah, orang tua, dan aparat untuk memperketat pengawasan sekaligus memberikan pembinaan karakter agar kasus serupa tidak kembali terjadi. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *