Polisi Temukan Bakteri di Wadah Makanan MBG yang Sebabkan Keracunan Massal di Cianjur

CIANJUR — Kepolisian Resor (Polres) Cianjur menemukan sejumlah bakteri berbahaya dalam sampel wadah makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diduga menyebabkan kasus keracunan massal siswa di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Kasat Reskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto, mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium, ditemukan keberadaan bakteri Staphylococcus sp, Escherichia coli (E. coli), serta Salmonella sp pada sampel wadah makan atau ompreng yang digunakan.

“Terkait penanganan MBG, ditemukan beberapa bakteri di sampel pengujian tempat makan, yaitu Staphylococcus sp, E. coli, dan Salmonella sp,” kata Tono saat dikonfirmasi, Selasa (29/4/2025).

Meski begitu, Tono menegaskan pihaknya belum dapat menyimpulkan penyebab pasti keracunan massal tersebut. Penyelidikan lanjutan masih diperlukan, termasuk menunggu hasil uji sampel makanan dan pemeriksaan terhadap ahli kesehatan serta dokter yang menangani para korban.

“Mungkin setelah adanya uji sampel makanan, penyidik perlu melakukan pemeriksaan terhadap penguji tersebut dan ahli kesehatan yang merawat korban untuk memastikan penyebab keracunan,” jelasnya.

Hingga kini, sudah ada 30 orang yang diperiksa sebagai saksi dalam penyelidikan kasus ini. Mereka berasal dari pihak sekolah, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda), serta Tim Supervisi dan Pengendalian Program (SPPG) Cianjur.

“Total sudah 30 orang diperiksa. Sampai saat ini, belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka,” tambah Tono.

Sebelumnya, puluhan siswa dari dua sekolah di Cianjur mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Mereka dilarikan ke rumah sakit dengan gejala pusing, mual, dan muntah.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur kemudian menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) dan memastikan seluruh siswa mendapatkan pelayanan medis intensif.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, turut angkat bicara. Ia mengingatkan seluruh penyelenggara program MBG untuk lebih berhati-hati ke depannya.

“Ke depan, para penyelenggara harus lebih berhati-hati,” ujar Dedi.

Penyelidikan kasus ini masih terus berlanjut guna memastikan penyebab pasti dan memastikan insiden serupa tidak kembali terulang. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *