Ponsel Penumpang Hilang, Garuda Dinilai Gagal Jaga Kepercayaan Publik

JAKARTA — Anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, melontarkan kritik tajam terhadap maskapai pelat merah Garuda Indonesia terkait insiden hilangnya telepon seluler milik penumpang dalam penerbangan GA 716 rute Jakarta–Melbourne.

Ia menilai kejadian tersebut mencerminkan kegagalan maskapai dalam menjaga kepercayaan dan rasa aman penumpang.

“Ini bukan sekadar kehilangan barang, tetapi juga hilangnya kepercayaan publik terhadap layanan dan keamanan yang seharusnya dijaga oleh kru Garuda Indonesia,” ujar Mufti dalam keterangan tertulis yang diterima pada Rabu (11/6/2025).

Mufti menilai bahwa peristiwa tersebut mengindikasikan permasalahan serius dalam integritas sumber daya manusia (SDM) Garuda Indonesia.

Terlebih, ponsel jenis iPhone yang dilaporkan hilang itu sempat terlacak berada di lokasi hotel tempat awak kabin menginap, sebelum akhirnya tidak dapat dilacak lagi.

“Kalau benar HP tersebut sempat terdeteksi di penginapan kru dan kemudian dibuang, ini menandakan budaya kerja di Garuda sedang sakit. Bukan hanya soal keuangan yang terus merugi, tapi integritas SDM-nya juga bermasalah. Ini penyakit kronis,” tegas politikus PDI Perjuangan itu.

Mufti juga mengaitkan insiden ini dengan kinerja keuangan Garuda yang dinilainya belum menunjukkan perbaikan berarti, meskipun pemerintah telah menyuntikkan dana dalam jumlah besar melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN) maupun melalui holding BUMN aviasi Danantara.

“Sudah disuntik dana hingga puluhan triliun rupiah, tetapi untuk urusan dasar seperti keamanan barang penumpang saja Garuda masih gagal. Bagaimana masyarakat bisa percaya bahwa Garuda mampu bangkit, jika persoalan integritas internal belum diselesaikan?” ujarnya mempertanyakan.

Sehubungan dengan itu, Mufti meminta agar Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bersama jajaran direksi Garuda Indonesia menjadikan kasus ini sebagai bahan evaluasi menyeluruh. Ia berharap ada pembenahan menyeluruh terhadap sistem pengawasan, budaya kerja, dan orientasi pelayanan publik di tubuh maskapai.

“Insiden kehilangan barang di pesawat bukan yang pertama kali. Ini harus menjadi momentum korektif bagi Garuda. Jika tidak ada perubahan, maka bukan tidak mungkin Garuda akan makin ditinggalkan konsumen dan menjadi beban negara secara terus-menerus,” tegasnya.

Sebelumnya, Garuda Indonesia telah membebastugaskan seluruh awak kabin yang bertugas dalam penerbangan GA 716 menyusul laporan kehilangan telepon genggam dari salah satu penumpang.

Direktur Niaga Garuda Indonesia, Ade R. Susardi, menyatakan bahwa kebijakan tersebut diambil untuk mendukung kelancaran proses investigasi yang sedang berlangsung bersama pihak-pihak berwenang. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *