Prabowo Tunjuk Eks Menko Maritim Indroyono Jadi Calon Dubes untuk AS

JAKARTA — Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengajukan nama mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Dwisuryo Indroyono Soesilo, sebagai calon Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Amerika Serikat.
Kabar tersebut dikonfirmasi oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Budi Djiwandono. Ia menyampaikan bahwa Indroyono Soesilo termasuk dalam daftar calon duta besar yang akan mengikuti uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) di DPR RI pada hari ini, Sabtu (5/7/2025).
“Kalau tidak salah, di daftar terakhir yang diumumkan oleh Ibu Ketua DPR, memang demikian. Beliau (Indroyono) menjadi calon Dubes RI untuk Amerika Serikat,” kata Budi di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Selain Indroyono, Budi Djiwandono juga mengungkapkan bahwa Nurmala Kartini Sjahrir—adik dari Ketua Dewan Energi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan—diajukan menjadi calon duta besar RI untuk Jepang.
Ia menyebut nama Nurmala juga masuk dalam daftar resmi yang diterima Komisi I DPR.
“Hari ini kami lihat daftarnya. Kalau tidak salah, Bu Nurmala untuk Jepang,” ujarnya.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa Nurmala Kartini Sjahrir telah hadir di Kompleks Parlemen sekitar pukul 09.00 WIB, disusul oleh kehadiran Indroyono Soesilo sekitar pukul 10.15 WIB.
Selain mereka berdua, sejumlah calon duta besar lainnya juga hadir untuk menjalani uji kelayakan di DPR RI.
Beberapa di antaranya yakni Abdul Kadir Jaelani (calon Dubes RI untuk Jerman), Redianto Heru Nurcahyo (Slovakia), Umar Hadi (PBB/PTRI New York), dan Hotmangaradja Pandjaitan (Singapura).
Total terdapat 12 nama calon duta besar yang akan diuji oleh Komisi I DPR RI pada hari ini dari total 24 calon dubes yang telah diajukan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Penunjukan para calon duta besar ini merupakan bagian dari langkah strategis pemerintah dalam memperkuat hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara mitra, termasuk Amerika Serikat dan Jepang yang memiliki posisi penting dalam peta geopolitik serta kerja sama ekonomi global. []
Nur Quratul Nabila A