Pura-pura Jadi Cewek, Mahasiswa UTM Masuk Kos Putri Temui Eks
BANGKALAN – Aksi nekat seorang mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) bernama MAF (21) mengejutkan warga Bangkalan, Jawa Timur. Demi bisa menemui mantan pacarnya, ia menyamar sebagai perempuan dengan mengenakan hijab dan nekat masuk ke dalam area kos putri.
Kasi Humas Polres Bangkalan, Ipda Agung, menjelaskan bahwa tindakan MAF semata-mata dilakukan karena keinginannya untuk meminta maaf kepada mantan kekasihnya, IF (21). “Berdasarkan pengakuannya, yang bersangkutan masih menjalin komunikasi dengan mantan pacarnya meskipun sudah berpisah,” kata Agung, Sabtu (25/10/2025).
Peristiwa tersebut terjadi di kawasan salah satu kos putri di wilayah Bangkalan dan sempat membuat geger warga setempat. Aksi MAF terekam warga lalu viral di media sosial setelah pria itu diketahui bukan penghuni kos, melainkan mahasiswa yang datang dengan menyamar.
Agung menegaskan bahwa tidak ditemukan barang mencurigakan saat pelaku diamankan. “Dari hasil pemeriksaan, polisi tidak menemukan sajam maupun minuman beralkohol sebagaimana beredar di media sosial. MFA diketahui hanya membawa makanan ringan berupa sempol yang hendak diberikan kepada mantan pacarnya,” ujarnya.
Menurut keterangan polisi, pelaku diketahui datang dengan berpakaian seperti perempuan lengkap dengan hijab. Ia mencoba masuk ke kos tanpa izin dan akhirnya terpergok penghuni serta penjaga kos yang curiga dengan gerak-geriknya.
Dalam video yang beredar luas, MAF tampak diamankan oleh warga dan aparat kepolisian sebelum digiring keluar dari area kos. “Kami langsung mengamankan yang bersangkutan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,” tambah Agung.
Meski aksinya dianggap lucu oleh sebagian netizen, pihak kepolisian menilai tindakan tersebut tetap tidak bisa dibenarkan. Menyusup ke lingkungan kos putri tanpa izin termasuk pelanggaran dan dapat mengganggu privasi penghuni. Polisi pun memberikan pembinaan kepada pelaku dan mengimbau masyarakat agar tidak meniru tindakan serupa.
Kasus ini sekaligus menjadi contoh bagaimana penggunaan media sosial dapat memperbesar perhatian publik terhadap peristiwa kecil yang viral. Namun, aparat menegaskan pentingnya melihat konteks dengan objektif agar informasi yang tersebar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat. []
Siti Sholehah.
