Ratusan Petinggi Militer AS Dipanggil, Agenda Masih Rahasia

WASHINGTON – Pertemuan besar-besaran para petinggi militer Amerika Serikat (AS) yang dijadwalkan berlangsung pekan depan menimbulkan beragam pertanyaan mengenai arah kebijakan pertahanan Negeri Paman Sam.
Ratusan jenderal dan laksamana aktif dipanggil ke instalasi militer Quantico, Virginia, pada Selasa (30/09/2025). Panggilan itu datang langsung dari Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, yang dikenal kerap mengusung langkah-langkah kontroversial dalam mengelola struktur militer.
Kabar mengenai rapat tersebut pertama kali dilaporkan The Washington Post pada Kamis (25/09/2025) dan segera mendapat perhatian luas. Bahkan para perwira tinggi yang diundang tidak mengetahui agenda utama pertemuan, sehingga spekulasi pun bermunculan.
Sejumlah sumber menduga pertemuan ini akan digunakan untuk pengarahan besar terkait kebijakan pertahanan nasional. Ada pula yang menilai rapat itu berpotensi menjadi momentum evaluasi besar-besaran, termasuk kemungkinan pemecatan sejumlah perwira.
“Ini disebut sebagai ‘general squid games’,” ujar seorang pejabat dengan nada bercanda, menggambarkan ketidakpastian yang melingkupi acara tersebut.
Kekhawatiran juga muncul terkait keamanan, mengingat ratusan tokoh militer strategis akan berada di satu lokasi. Seorang staf kongres bahkan menyebut pertemuan itu sebagai langkah berisiko yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Juru Bicara Pentagon, Sean Parnell, hanya memastikan bahwa Menhan Hegseth akan berbicara kepada para pemimpin militer senior, tanpa mengungkap detail agenda maupun daftar hadir.
Presiden Donald Trump, dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Kamis (25/09/2025), memberikan tanggapan bernuansa positif. “Bukankah menyenangkan bahwa orang-orang datang dari seluruh dunia untuk bertemu,” kata Trump. Ia menambahkan, sebagian agenda rapat akan membahas peninjauan peralatan dan teknologi persenjataan terbaru.
“Kami memiliki peralatan terbaik di dunia. Banyak jenderal ingin berada di sini. Mereka juga akan meninjau lokasi peralatan dan membicarakan senjata terbaru,” ujar Trump.
Pertemuan ini digelar di tengah kebijakan restrukturisasi yang dijalankan Hegseth sejak awal tahun. Pada Mei lalu, ia memerintahkan pengurangan jumlah jenderal bintang empat dan laksamana hingga 20 persen. Kebijakan itu diklaim sebagai upaya merampingkan birokrasi militer, meski menuai kritik karena dianggap melemahkan keberagaman dan mengabaikan aspek profesionalitas.
Belum jelas apakah panggilan ini berlaku untuk seluruh perwira berpangkat bintang satu ke atas atau hanya yang memegang jabatan komando. []
Diyan Febriana Citra.