Rayakan Hari Mangrove, BLDF Ajak Mahasiswa Semarang Meregenerasi Hutan Mangrove dan Menjaga Lingkungan
JAWA TENGAH – Dalam momentum peringatan Hari Mangrove Sedunia yang jatuh pada 26 Juli 2024, Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) menggelar acara lokakarya Kopi Darling (Kopdar) melibatkan puluhan mahasiswa dan mahasiswi dari sejumlah universitas di Semarang Jawa Tengah.
Menariknya, lokakarya tersebut digelar di kawasan Mangkang yang merupakan hutan mangrove terbesar di Jawa Tengah. Untuk sampai ke lokasi, harus menaiki perahu karena acara digelar tepat di sekitar hutan mangrove yang dulunya tenggelam namun kini berhasil menjadi daratan berkat hutan mangrove.
Sururi, salah satu narasumber yang beberapa waktu lalu meraih penghargaan Kalpataru 2024 untuk kategori Perintis Lingkungan dalam acara lokakarya, meminta 60 mahasiswa dari berbagai universitas di Semarang untuk lebih peduli pada lingkungan. Dengan memberikan perhatian pada tradisi bertanam bibit mangrove di daerah pesisir pantai untuk mencegah abrasi.
“Sebagai tanaman kaya manfaat, mangrove dapat tumbuh alami di pesisir. Namun, tingkat harapan hidupnya rendah karena pengaruh pasang-surut air laut. Maka dari itu melalui lokakarya ini, perlu upaya bersama untuk menjaga ekosistem mangrove tetap lestari,” kata Sururi.
Sururi sendiri mendapat penghargaan Kalpataru atas dedikasinya yang besar dalam penanaman banyak pohon mangrove hingga kini menjadi hutan mangrove terbesar di kawasan Mangkang. Apa yang dilakukan Sururi tentu bukan hal mudah. Butuh waktu selama sekitar 3 dekade atau 30 tahun sehingga berhasil menjadikan hutan mangrove di dekat rumahnya. Diceritakan Sururi, dulu jarak rumahnya ke pesisir laut hanya sekitar 600 meter. Ada ketakutan rumahnya akan tenggelam. Namun setelah ditanami mangrove, kini jaraknya lebih dari 2 kilometer.
Pohon Mangrove tidak hanya mencengah abrasi, tapi juga menjadi habitat kepiting, udang, ikan, dan burung kuntul perak sebagai fauna khas Semarang. Selain itu, ada bermacam produk turunan yang bisa dihasilkan dari mangrove. Mulai dari tinta batik hingga ragam bahan makanan.
“Ini membuktikan bahwa manfaat mangrove sangat luas cakupan manfaatnya. Saya harap apa yang saya perjuangkan ini dapat menginspirasi generasi muda untuk regenerasi sebagai pelestari mangrove,” kata Sururi.
Tidak hanya diajak berdiskusi tentang seluk beluk mangrove, 60 mahasiswa tersebut juga terjun langsung melakukan aksi nyata penanaman 3000 bibit mangrove untuk memperluas hutan mangrove di kawasan Mangkang.
Sementara itu, Director Communications BLDF Mutiara Diah Asmara mengatakan, pihaknya sejak 2008 silam sudah mendukung aksi nyata Sururi untuk melestarikan mangrove di daerahnya.
“Karena manfaat mangrove yang luar biasa, terutama dalam penyerapan emisi karbon. Maka hari ini, semoga lokakarya budidaya mangrove untuk generasi muda bisa membantu kita semua dalam menemukan generasi-generasi penerus baru yang senantiasa berkomitmen untuk terus menjaga lingkungan hidup yang berkelanjutan,” tuturnya. []
Nur Quratul Nabila A