Reza: Pemahaman Nilai Pancasila Atasi Masalah Bullying

PARLEMENTARIA Bullying atau perundungan menjadi momok di kalangan remaja dan pelajar, karena dampaknya cukup membahayakan. Belakangan, kasus bullying bahkan makin marak, sering mengemuka di media sosial. Menurut Ketua Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Achmad Reza Fachlevi, masalah itu dapat diatasi dengan pemahaman mendalam atas nilai-nilai Pancasila. Dia menegaskan bahwa pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila menjadi kunci penting dalam mengatasi permasalahan pelajar, seperti kasus bullying dan peningkatan perilaku yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

“Kita butuh pemulihan profil pelajar Pancasila. Seperti diketahui, saat ini banyak perilaku yang tidak sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Seperti perundungan, asusila dan sebagainya,” ungkap Reza, sapaannya, kepada awak media di Gedung DPRD Kaltim Jalan Teuku Umar, Samarinda, Rabu (25/10/2023).

Menurut politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini, pemulihan mewujudkan profil pelajar Pancasila bukanlah pencapaian yang instan, tetapi memerlukan keterlibatan aktif dari berbagai pihak. Salah satu kendala utama adalah minimnya pemahaman dan kepedulian terhadap nilai-nilai Pancasila. “Faktor-faktor seperti kurangnya pelajaran Pancasila dalam kurikulum pendidikan dan kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan moral anak-anak, turut berkontribusi pada masalah ini,” ujarnya.

Guru-guru pun kata dia, merasa terbatas dalam memberikan pemahaman yang memadai tentang Pancasila karena khawatir terlibat dalam konflik hukum. Oleh karena itu, Reza memandang bahwa solusi terletak pada kolaborasi yang kuat antara sekolah dan orang tua. “Orang tua perlu memberikan kepercayaan penuh kepada guru-guru saat anak-anak mereka berada di sekolah. Di sisi lain, orang tua juga memiliki peran aktif dalam membekali anak-anak dengan pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila di rumah. Ini akan membantu memperkuat pemahaman dan moralitas generasi muda,” paparnya.

Namun saat ini lanjut Reza, kerja sama dan pemahaman yang saling mendukung antara sekolah dan orang tua masih terbatas. Generasi orang tua saat ini menghadapi tantangan khusus karena beberapa di antara mereka tidak pernah mendapatkan pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) di masa pendidikan mereka, terutama setelah era reformasi yang menghapuskan mata pelajaran tersebut.

Dia pun kembali menegaskan pentingnya mendukung pemulihan profil pelajar Pancasila sebagai langkah kunci dalam menciptakan generasi muda yang memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai Pancasila, moralitas, dan etika. “Upaya ini akan membantu mencegah berbagai permasalahan sosial, termasuk kasus bullying, di masa depan,” ujarnya.

Pemulihan profil pelajar Pancasila menurut Reza, bukan hanya sekedar tugas pemerintah atau lembaga pendidikan, tetapi merupakan tanggung jawab bersama untuk menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan nilai-nilai Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. “Upaya ini akan membantu mencegah berbagai permasalahan sosial, termasuk kasus bullying, di masa depan,” pungkas Reza. []

Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aji Utami

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *