RI-Prancis Teken LOI Pengadaan Alutsista Strategis, Macron Dijadwalkan Kunjungi Akmil Magelang

JAKARTA – Pemerintah Indonesia dan Republik Prancis akan menandatangani Letter of Intent (LOI) dalam bidang pertahanan, khususnya terkait pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) strategis seperti pesawat tempur dan kapal selam.
Penandatanganan tersebut direncanakan berlangsung pada Rabu (28/5/2025), bertepatan dengan kunjungan resmi Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Sjafrie Sjamsoeddin, saat menyambut kedatangan Presiden Macron di Jakarta pada Selasa malam.
“Kita akan menandatangani LOI besok dengan para menteri yang lain. Intinya, kita akan mengembangkan kerja sama di bidang pertahanan antara Indonesia dan Prancis, khususnya untuk alutsista strategis,” kata Sjafrie kepada wartawan.
Menurut Sjafrie, penandatanganan LOI ini menjadi bagian penting dari penguatan hubungan bilateral dalam sektor pertahanan antara kedua negara yang selama ini telah terjalin melalui pelatihan, pengadaan peralatan militer, dan kerja sama pendidikan militer.
Sebagai bagian dari agenda kenegaraan, Presiden Macron dijadwalkan mengunjungi Akademi Militer (Akmil) di Magelang, Jawa Tengah.
Di sana, ia akan meninjau fasilitas laboratorium bahasa Prancis yang digunakan untuk mendukung pelatihan para perwira dan bintara TNI yang akan melanjutkan pendidikan militer di Prancis.
“Presiden Macron akan melihat langsung laboratorium bahasa Prancis, tempat para prajurit—baik perwira maupun bintara—yang akan diberangkatkan ke Prancis telah mempelajari dan menguasai bahasa tersebut,” ujar Sjafrie.
Kunjungan ini merupakan lanjutan dari pertemuan bilateral sebelumnya antara Presiden Macron dan Presiden Joko Widodo dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 2022.
“Saya ingat bertemu dengan Presiden Jokowi dua tahun lalu di Bali dan sekarang saya, istri saya, dan delegasi saya senang berada di Indonesia,” kata Macron dalam sambutannya.
Penandatanganan LOI ini diharapkan memperkuat kemitraan strategis antara Indonesia dan Prancis di tengah dinamika geopolitik kawasan Indo-Pasifik.
Prancis, yang merupakan salah satu negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan mitra penting ASEAN, menunjukkan komitmen jangka panjang dalam mendukung stabilitas dan pembangunan pertahanan di kawasan.
Adapun informasi teknis mengenai rincian jenis alutsista yang akan dibeli, termasuk jadwal pengadaan dan mekanisme pendanaan, belum diungkap secara terbuka.
Namun, sumber internal menyebutkan bahwa kerja sama ini melibatkan teknologi militer canggih dan pelatihan terpadu yang mengedepankan transfer pengetahuan dan kemampuan produksi dalam negeri.
Dengan demikian, langkah ini menjadi tonggak baru dalam modernisasi alutsista nasional yang sejalan dengan program Minimum Essential Force (MEF) TNI dan strategi pertahanan nasional jangka panjang Indonesia. []
Nur Quratul Nabila A