Ribuan Mahasiswa Timor Leste Protes Mobil Baru Pejabat

DILI – Gelombang protes besar melanda Timor Leste pada Senin (15/09/2025) ketika ribuan mahasiswa memadati jalanan di sekitar Gedung Parlemen Nasional, Dili. Aksi ini menyoroti kebijakan pemerintah terkait pengadaan mobil dinas baru bagi 65 anggota parlemen, sebuah keputusan yang dinilai kontras dengan kondisi ekonomi rakyat.

Demonstrasi yang disebut sebagai salah satu yang terbesar dalam beberapa bulan terakhir itu awalnya berlangsung tertib. Para mahasiswa dari berbagai universitas menyuarakan penolakan terhadap rencana pembelian Toyota Prado, kendaraan yang dianggap mewah di tengah keterbatasan negara.

“Kami menuntut agar parlemen membatalkan rencana pembelian (Toyota) Prado. Uang itu lebih baik untuk perbaikan kondisi rakyat,” kata Leonito Carvalho, mahasiswa Universidade da Paz yang menjadi salah satu orator. Ia juga menegaskan, “Jika tidak, kami akan tetap berada di sini.”

Namun, situasi berubah ketika sebagian massa mulai melempar batu ke arah gedung parlemen dan merusak sejumlah kendaraan. Polisi segera mengambil tindakan tegas dengan menembakkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Insiden itu mengakibatkan sedikitnya empat orang terluka dan harus mendapat perawatan medis di fasilitas kesehatan terdekat.

Juru bicara Kepolisian Nasional Timor Leste, Justino Menezes, menyatakan aparat akan memanggil koordinator aksi untuk dimintai pertanggungjawaban atas kericuhan dan kerusakan yang terjadi. Langkah ini dilakukan bersamaan dengan upaya aparat menjaga ketertiban di ibu kota.

Isu pengadaan mobil dinas baru ini semakin kontroversial karena kondisi sosial-ekonomi Timor Leste yang masih rapuh. Berdasarkan data Bank Dunia, lebih dari 40 persen penduduk masih hidup di bawah garis kemiskinan. Negara yang resmi merdeka pada 2002 ini juga tengah berhadapan dengan masalah serius seperti tingginya pengangguran, ketimpangan sosial, serta kasus gizi kronis yang belum tertangani.

Menyadari gelombang penolakan yang meluas, tiga partai politik besar, yakni Kongres Nasional untuk Rekonstruksi Timor (CNRT), Partai Demokrat, dan Partai Persatuan Nasional Putra-Putri Timor, menyampaikan pernyataan resmi. Mereka menegaskan bahwa parlemen sebaiknya meninjau kembali kebijakan tersebut. “Kebijakan ini tidak mencerminkan kebutuhan publik,” demikian isi pernyataan yang mereka keluarkan bersama.

Bagi mahasiswa dan masyarakat luas, pengadaan mobil baru dinilai sebagai simbol jarak antara elit politik dan rakyat. Di tengah keterbatasan ekonomi, mereka menuntut agar anggaran negara digunakan untuk memperbaiki layanan dasar, menciptakan lapangan kerja, dan mengatasi ketidakadilan sosial.

Aksi di Dili ini pun menambah daftar panjang gelombang protes global yang dipicu kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat. Meski kasusnya spesifik di Timor Leste, substansi tuntutannya sama: menginginkan para pemimpin menempatkan kesejahteraan publik di atas kepentingan pribadi. []

Diyan Febriana Citra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *