Ribuan Warga New York Gelar Aksi Protes Kebijakan Imigrasi Trump

NEW YORK — Gelombang protes terhadap kebijakan imigrasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melanda sejumlah kota besar di negeri Paman Sam.

Pada Selasa (10/6/2025) waktu setempat, ribuan orang berkumpul di pusat Kota New York untuk menyuarakan penolakan mereka terhadap praktik penegakan imigrasi yang dinilai represif.

Aksi yang dipusatkan di Foley Square, kawasan ikonik di depan gedung pengadilan federal Lower Manhattan, berlangsung damai meskipun diwarnai ketegangan.

Para demonstran menyuarakan solidaritas terhadap para imigran, terutama mereka yang menjadi target penggerebekan oleh petugas Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE). Sebelumnya, sejumlah imigran ditangkap aparat di lokasi tersebut pada Jumat (6/6/2025).

Dalam orasi dan nyanyian yang menggema sepanjang aksi, massa meneriakkan, “No hate, no fear, immigrants are welcome here!” (Tidak ada kebencian, tidak ada ketakutan, imigran diterima di sini).

Poster-poster bertuliskan “ICE, keluar dari New York” dan “Kami adalah bangsa imigran” turut menghiasi jalannya demonstrasi yang kemudian bergerak menyusuri kawasan Lower Manhattan.

Aksi ini merupakan bagian dari gelombang protes nasional yang merebak menyusul serangkaian penggerebekan dan deportasi yang dilakukan ICE dalam beberapa pekan terakhir.

Lembaga federal tersebut disebut meningkatkan intensitas operasi terhadap individu yang tidak memiliki dokumen resmi atau yang dituduh terlibat dalam aktivitas kriminal, termasuk jaringan geng.

Di antara para peserta, terdapat individu-individu yang menyuarakan keresahan pribadi. Seorang perempuan yang enggan menyebutkan identitasnya mengatakan bahwa ia hadir untuk membela ibundanya, seorang imigran asal Meksiko tanpa dokumen resmi.

“Saya berdiri di sini untuk orang-orang yang tidak bisa hadir. Termasuk ibu saya. Negara ini tidak akan seperti sekarang tanpa kontribusi para imigran,” ungkapnya kepada media.

Gelombang unjuk rasa serupa juga terjadi sebelumnya di Los Angeles, di mana situasi sempat memanas dan memicu kerusuhan. Pemerintah federal merespons dengan mengerahkan tambahan pasukan, termasuk 700 personel Marinir dan 4.000 tentara Garda Nasional, ke wilayah-wilayah terdampak.

Kebijakan imigrasi Presiden Trump kembali menjadi sorotan tajam, terutama setelah dikeluarkannya kebijakan baru yang memperluas wewenang ICE dalam melakukan pengawasan dan penahanan.

Di tengah kampanye pilpres yang kian memanas, isu ini diperkirakan akan terus menjadi pusat perhatian publik AS dan komunitas internasional. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *