RSUD Soedarso Pontianak Lakukan Modernisasi Alat Medis Teknologi Tinggi

RSUD dr. Soedarso Pontianak berhasil melakukan tindakan coiling aneurisma pertama di Kalbar, tampak Direktur RSUD Soedarso, dr. Hary Agung Tjahyadi, M.Kes,(tengah baju putih)

PONTIANAK, PRUDENSI.COM-RSUD Soedarso Pontianak terus melakukan modernisasi dengan menghadirkan peralatan medis berteknologi tinggi. Selain peralatan Rumah Sakit milik Pemprov Kalbar itu juga mengupgrade kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM).

Langkah ini menjadikan RSUD Soedarso sebagai rumah sakit rujukan dengan fasilitas medis setara nasional di luar Pulau Jawa. Seluruh peningkatan layanan ini tidak hanya berorientasi pada kemajuan teknologi, tetapi juga kemudahan akses bagi masyarakat.

Warga Kalbar kini dapat menikmati layanan medis canggih tersebut melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang ditanggung oleh BPJS, tanpa harus dirujuk ke luar provinsi.

Terbaru RSUD Soedarso berhasil melakukan tindakan coiling aneurisma, sebuah prosedur medis canggih untuk menangani pembuluh darah otak yang melebar (aneurisma).

Tindakan perdana ini dilakukan di Gedung Cathlab RSUD Soedarso, Sabtu (11/10/2025), terhadap satu pasien, dengan pendampingan (proctorship) dari Achmad Firdaus Sani, Konsultan Neurologi RSUD Soetomo Surabaya, bersama tim.

Direktur RSUD Soedarso, dr. Hary Agung Tjahyadi, M.Kes, menjelaskan keberhasilan ini merupakan bagian dari pengembangan program prioritas nasional yang terus dilakukan rumah sakit dalam tiga tahun terakhir.

“Kita ketahui dalam kurun waktu tiga tahun terakhir ini RSUD Soedarso terus mengembangkan satu program prioritas nasional yang disebut dengan KJSU dan KIA yakni kanker, jantung, stroke, uronefro, dan kesehatan ibu dan anak,” ungkap Hary.

“Peningkatan upaya pelayanan ini kita lakukan pertama dengan peningkatan SDM jadi para dokter dokternya juga melakukan pendidikan tambahan untuk sub spesialisnya melalui fellowship,” sambungnya.

Menurut Hary, peningkatan layanan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari kesiapan sumber daya manusia, sarana gedung, hingga peralatan medis.

“Mudah-mudahan dengan peningkatan layanan KJSU KIA ini masyarakat di Kalbar dipermudah untuk akses pelayanan kesehatan khususnya yang terkait dengan penyakit penyakit kanker, jantung, struk uronefro dan kesehatan ibu dan anak,” lanjutnya.

Hary Agung menegaskan upaya pengembangan ini juga disinergikan dengan program pembiayaan BPJS agar seluruh tindakan medis dapat dijangkau masyarakat.

“Semoga ini awal yang baik untuk memulai tindakan Coiling Aneurisma terhadap salah satu pasien di wilayah kita. Selanjutnya dokter Pandu dokter rumah sakit kita dan tim di rumah sakit kita akan terus melakukan kegiatan-kegiatan,” ujarnya.

Ia menambahkan, pada 2024 terdapat 515 pasien stroke perdarahan dan 1.190 pasien stroke penyumbatan yang ditangani RSUD Soedarso. Dengan layanan coiling aneurisma, risiko kematian diharapkan dapat ditekan secara signifikan.

Sementara itu Konsultan Neurologi RSUD Soetomo Surabaya, Achmad Firdaus Sani, turut memberikan apresiasi terhadap langkah maju RSUD Soedarso.

“Kami sangat bersyukur sekali bisa hadir di Pontianak. Kita melihat bagaimana tadi Direktur RSUD Soedarso memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk mendukung salah satu program pemerintah KJSU, salah satunya adalah stroke,” ungkapnya.

Ia menegaskan stroke masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia, dan langkah RSUD Soedarso menjadi tonggak penting dalam menekan angka kematian tersebut.

“Aneurisma itu adalah salah satu penyebab kematian stroke paling tinggi jadi satu diantara dua pasien aneurisme itu yang pecah akan meninggal, jadi sekitar 50 persen angka kematiannya,” jelasnya.

Achmad menjelaskan teknologi neurointervensi seperti coiling mampu menurunkan angka kematian aneurisma secara signifikan.

“Pengalaman kami di Surabaya ketika ini berkembang 5–10 tahun menurun angka kematiannya sekitar 58 persen menjadi hanya 28 persen dan di seluruh dunia rata rata masih 33 sampai 50 persen,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kehadiran fasilitas Cathlab 3D Angiografi di RSUD Soedarso memungkinkan dokter melihat anatomi pembuluh darah secara tiga dimensi, meningkatkan keamanan dan akurasi prosedur.

“Keunggulan cathlab di sini bisa melakukan 3D angiografi jadi kita bisa melihat angiografi pembuluh darah itu dengan tiga dimensi sehingga anatomi aneurisme itu bisa detail kita lihat dan tentu akan menambah tingkat keamanan prosedur ini,” tuturnya.

Selanjutnya, dokter spesialis saraf RSUD Soedarso, Pandu Respati, menjelaskan teknologi neurointervensi merupakan prosedur minimal invasif, tanpa pembedahan besar, dan dilakukan dengan alat khusus melalui pembuluh darah di paha.

“Hari ini kita akan melakukan satu tindakan neurointervensi teknologi minimal invasif yang artinya kita tidak perlu melakukan pembedahan besar. Kita hanya memasukkan alat alat melalui arteri atau pembuluh darah di paha untuk menuju ke arah penyakitnya atau aneurisme itu sendiri,” ujarnya.

Pandu menyebutkan tindakan ini kini sudah tercover BPJS Kesehatan, dan masyarakat Kalbar tak perlu lagi dirujuk ke luar provinsi untuk mendapat layanan tersebut.

“Alhamdulillah Kalbar kita sudah bisa melakukan layanan ini alhamdulillah jaminan kesehatan nasional dua hari lalu sudah melakukan rekredensial dan sudah mengacc tindakan tersebut jadi insya Allah untuk kedepannya kita bisa melakukan banyak prosedur yang berguna dan juga membantu masyarakat,” katanya.

Ia menegaskan, dengan teknologi ini, RSUD Soedarso dapat menekan angka kematian akibat aneurisma dan stroke perdarahan secara signifikan.

“Kalau terjadi pendarahan ulang 50 persen atau satu dari pasien memang meninggal otomatis dengan adanya layanan baru ini dengan diagnostik yang lebih komprehensif dan lebih maju dan lebih baik kita bisa menekan angka kematian khususnya untuk masyarakat Kalbar,” pungkasnya.(rac)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *