RSUD Soedarso Terus Kembangkan Layanan Prioritas Nasional

LAYANAN PRIORITAS : Direktur RSUD dr. Soedarso, Pontianak, drg. Hary Agung Tjahyadi fokus layanan peningkatan prioritas nasional yaitu program Kanker, Jantung, Stroke dan Uro-Nefrologi (KJSU) serta Kesehatan Ibu dan Anak (KIA),. (Foto : Istimewa)

PONTIANAK, PRUDENSI.COM-Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soedarso Provinsi Kalimantan Barat hingga kini terus melakukan pengembangan pelayanan prioritas nasional untuk memberikan kemudahan layanan kesehatan kepada masyarakat.

Saat ini RSUD dr. Soedarso sedang mengembangkan layanan prioritas nasional yaitu program Kanker, Jantung, Stroke dan Uro-Nefrologi (KJSU) serta Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), kedua jenis layanan ini dikembangkan oleh rumah sakit rujukan utama level provinsi yang terkait penyakit-penyakit paling tinggi resiko kematian kecacatan dan pembiayaan yang tinggi.

“Harapannya seluruh Indonesia tiap-tiap provinsi memiliki satu rumah sakit yang bisa memberikan layanan tuntas dengan jenis layanan, atau mengurangi rujukan rumah sakit nasional seperti di RSCM Jakarta, RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung Bandung,  RSUP dr. Karyadi di Semarang dan RSUD dr. Soetomo Surabaya, oleh karena itu dalam kurun waktu empat atau lima tahun terakhir ini sampai tahun 2025 RSUD dr. Soedarso fokus pada pengembangan layanan KJSU dan KIA tersebut,”kata drg. Hary Agung Tjahyadi selaku Direktur RSUD dr. Soedarso, kepada Prudensi.com, Senin (7/4/2025).

Dengan demikian kata drg. Hary Agung Tjahyadi, RSUD dr. Soedarso Pontianak melayani layanan pada kanker yaitu layanan dengan bedah kanker, layanan kemoterapi, dan layanan radioterapi.

Kedepannya RSUD dr.Soedarso juga akan mengembangkan terapi kedokteran nuklir molekuler itu juga salah satunya diarahkan layanan jenis kanker.”Untuk dokternya sudah ada untuk layanan tersebut, dan sarana dan prasarananya sudah saya penuhi, pelayanan katerisasi jantung termasuk bedah jantung terbuka, tim dokter spesialisnya juga sudah kita siapkan, kita juga punya gedung pusat jantung terpadu, ada poli jantung, ada kedaruratan jantung, ada rawat inap jantung, juga ada ICU jantung,”ujar drg. Hary Agung Tjahyadi.

Sementara untuk layanan stroke sudah disiapkan termasuk dokter spesialisnya, untuk pelayanan kedaruratan stroke dan layanan pemulihan rehabilitasi stroke, bahkan sudah siap dokter bedah syaraf intervensi. Harapannya dengan layanan yang lengkap pemulihan stroke akan mengurangi kematian atau kecacatan akibat stroke.

Kemudian pelayanan Uro-Nefrologi kaitannya dengan gangguan ginjal, ada layanan hemodialisa, bahkan RSUD dr. Soedarso sudah menyiapkan mesin hemodialisis (HD)nya saat ini ada 34 mesin HD, dengan demikian dapat difungsikan dua shift pagi dan malam.

Untuk pelayanan KIA juga menjadi perhatian serius, pihak RSUD dr. Soedarso sudah menyiapkan dokter spesialis dan tenaga Kebidanan, pelayanan komprehensif layanan yang ada kaitannya dengan persalinan juga sudah disiapkan untuk melayani masyarakat Kalbar.

“Itu layanan yang saat ini kita kembangkan oleh RSUD. dr. Soedarso, dengan harapan pengembangan ini akan mengurangi bagi masyarakat Kalbar dirujuk ke rumah sakit diluar Kalbar, karena selama ini pasien-pasien penyakit jantung, stroke dan urologi masih banyak dirujuk keluar, harusnya dengan pelayanan yang sudah ada akan mengurangi warga rujukan keluar,”harap drg. Hary Agung Tjahyadi.

Masih menurut drg. Hary Agung Tjahyadi, tantangan kedepan bagi RSUD. dr. Soedarso seperti yang dismpaikan Presiden RI ketika peresmian adalah bagaimana keberadaannya bisa mengurangi masyarakat Kalbar berobat ke luar negeri.

Diakuinya, dalam pengembangan dua puluh tahun terakhir ini terjadi peningkatan pasien yang sangat signifikan, dalam kurun waktu 2022 sampai 2023 jumlah pasien di IGD rawat inap mengalami peningkatan hampir 27 persen, sementara di tahun 2023-2024 terjadi kenaikan antara 15 persen sampai 18 persen.

Akibat kenaikan jumlah pasien tersebut kendalanya adalah menyebabkan antara ketersedian tempat tidur dengan jumlah pasien itu memang tidak berimbang, meskipun dalam dua terakhir ini sudah ada penambahan 200 tempat tidur.”Dulu hanya 480 tempat tidur menjadi 680 tempat tidur, namun meskipun ada penambahan tempat inap, ruang intensif karena ada peningkatan jumlah pasien, ideaalnya yang normal antara pasen yang masuk dan keluar dalam kisaran 60 sampai flow pasien 70 persen saja, sementara yang terjadi hampir 80 hingga 84 persen,”timpalnya.

Oleh karena itu tantangan kedepannya bagaimana RSUD dr. Soedarso meningkatkan jumlah gedung kamar rawat inap, sekitar 150 kamar rawat inap lagi yang diperlukan, disertai jumlah SDM yang memadai.(rac)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *