Rumah Kayu di Perumahan Dosen Samarinda Ludes Terbakar

SAMARINDA — Sebuah rumah di kawasan Perumahan Dosen, Jalan Pakis, dekat Gang Parma, Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Samarinda Ilir, hangus dilalap api pada Rabu (20/8/2025) pagi.
Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 08.40 Wita itu sempat membuat panik warga karena api dengan cepat membesar akibat sebagian besar bangunan terbuat dari kayu.
Kepala Bidang Pemadaman dan Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Samarinda, Teguh Setyawardhana, mengatakan tim di lapangan menghadapi kesulitan karena akses menuju lokasi sempit dan sumber air terbatas.
“Untuk kendaraan di lapangan hari ini jalannya sempit sekali dan sumber air kurang. Jadi kami menurunkan pasukan dari empat posko, yaitu Posko 1, Posko 2, Posko 3, dan Posko 8. Kondisi di lapangan juga angin sangat kencang sehingga berisiko menyebarkan api,” ujar Teguh di lokasi kejadian.
Situasi sempat menegangkan setelah muncul informasi adanya seorang anak kecil yang terjebak di dalam rumah. Namun, kabar itu segera dipastikan tidak benar.
“Tadi memang awalnya ada informasi ada anak terjebak, ternyata sudah sempat dipanggil tetangga oleh dua orang. Sampai saat ini belum ada laporan korban jiwa,” jelas Teguh.
Api berhasil dipadamkan dalam waktu sekitar satu jam, termasuk proses pendinginan. Satu rumah ludes terbakar, sementara satu bangunan lain ikut terdampak.
“Total kendaraan yang diturunkan ada tujuh unit, terdiri dari dua unit dari Posko 1, dua unit dari Posko 2, satu unit dari Posko 3, dan dua unit dari Posko 8,” tambahnya.
Mengenai penyebab kebakaran, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan. Namun, dugaan awal mengarah pada korsleting listrik.
“Dugaan sementara memang ada masalah kelistrikan, karena rumah saat kejadian hanya dijaga anak-anak kecil. Tapi kepastiannya menunggu hasil penyidikan pihak berwenang,” kata Teguh.
Warga sekitar mengaku panik begitu melihat asap pekat disusul kobaran api.
“Awalnya lihat asap hitam keluar dari atap. Lalu api cepat sekali menyebar karena rumahnya kayu semua. Kami langsung teriak-teriak panggil pemilik rumah, soalnya ada anak kecil di dalam,” kata Rini (38), warga setempat.
Hal serupa disampaikan Anton (41) yang mengaku bersama tetangga mencoba memadamkan api dengan alat seadanya sebelum Damkar tiba.
“Kami sempat siram pakai ember, tapi apinya malah tambah besar. Untung cepat datang pemadam, kalau tidak bisa merembet ke rumah-rumah sebelah,” ujarnya.
Peristiwa ini kembali menyoroti kerentanan kawasan padat penduduk dengan bangunan berbahan kayu terhadap kebakaran.
Selain membutuhkan kesiapsiagaan masyarakat, dukungan infrastruktur seperti hidran dan akses jalan yang memadai dinilai penting agar proses pemadaman dapat berjalan lebih cepat. []
Nur Quratul Nabila A