Rusia Klaim Rebut Chasiv Yar, Ukraina Hadapi Ancaman Baru di Donetsk

MOKSWA – Pemerintah Rusia mengklaim telah menguasai Kota Chasiv Yar di Ukraina timur setelah hampir satu setengah tahun pertempuran sengit.

Kota tersebut terletak di wilayah Donetsk dan secara geografis menjadi titik kunci dalam jalur pertahanan Ukraina terhadap serangan lanjutan dari timur.

Kementerian Pertahanan Rusia menyampaikan pengumuman itu pada Kamis (31/7/2025), sebagaimana dilansir CNN. Namun, hingga kini pihak Ukraina belum memberikan tanggapan resmi atas klaim tersebut.

Sementara itu, menurut pemetaan DeepState, sebuah situs sumber terbuka yang memantau garis depan perang, pasukan Kyiv masih menguasai sebagian barat kota tersebut.

Jika dikonfirmasi, pengambilalihan Chasiv Yar akan memperkuat posisi Rusia di medan tinggi, sekaligus membuka jalur serangan ke barisan kota-kota penting Ukraina seperti Slovyansk, Kramatorsk, dan Kostyantynivka.

Ketiga kota tersebut selama ini dikenal sebagai sabuk benteng pertahanan Ukraina di wilayah Donetsk.

“Jatuhnya kota itu ke tangan musuh tetap merupakan situasi yang menantang bagi Ukraina,” kata analis militer Emil Kastehelmi dari Black Bird Group, Finlandia, kepada Reuters.

Ia menambahkan, “Hal itu akan membawa Rusia lebih dekat ke Kostiantynivka, yang kini didekati Rusia dari beberapa arah.”

Pertempuran di sekitar Chasiv Yar diketahui telah berlangsung sejak April 2024, ketika pasukan terjun payung Rusia mencapai tepian timurnya.

Laporan media pemerintah Rusia saat itu menyebutkan bahwa tentara Ukraina diminta menyerah atau menghadapi serangan bom berpemandu udara.

Sebelum perang, Chasiv Yar dihuni lebih dari 12.000 jiwa dan memiliki sektor industri berbasis pabrik beton bertulang serta produk tanah liat untuk bata. Kini kota tersebut nyaris hancur total akibat pertempuran berkepanjangan.

Kastehelmi menilai bahwa kawasan Chasiv Yar memiliki medan yang menguntungkan bagi pertahanan, dengan kombinasi perbukitan, hutan, perairan, dan infrastruktur perkotaan.

Itulah sebabnya pasukan Ukraina dapat bertahan selama lebih dari setahun, meski menghadapi gempuran terus-menerus.

“Logistik di area tersebut juga akan terpengaruh, karena Rusia dapat membawa tim drone lebih dekat lagi,” ujarnya.

Meski berhasil mencaplok kota tersebut, Rusia belum menunjukkan lonjakan signifikan dalam kecepatan operasi militernya di Ukraina timur.

Sebaliknya, pertempuran masih berlangsung secara bertahap dengan kemajuan terbatas. Namun, dampaknya terhadap pertahanan Ukraina ke depan diperkirakan akan semakin berat. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *