Rusia Luncurkan Serangan Terbesar ke Ukraina, Gunakan Rudal Kinzhal dan Ratusan Drone

KYIV — Militer Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran ke sejumlah wilayah di Ukraina sejak Sabtu malam hingga Minggu dini hari. Serangan ini diklaim menargetkan fasilitas industri militer dan kilang minyak Ukraina.

Kementerian Pertahanan Rusia mengonfirmasi bahwa serangan dilakukan menggunakan senjata jarak jauh berpresisi tinggi, termasuk rudal hipersonik Kinzhal dan kendaraan udara tak berawak.

“Semua target yang ditentukan telah dihantam,” tulis pernyataan resmi Kementerian Pertahanan Rusia, tanpa merinci lokasi atau jumlah korban dalam serangan tersebut.

Serangan udara kali ini digambarkan oleh sejumlah pejabat dan media Ukraina sebagai salah satu yang paling dahsyat sejak invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.

Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia menembakkan lebih dari 500 senjata udara ke wilayahnya dalam serangan terbaru ini. Jumlah tersebut mencakup 477 unit pesawat nirawak (drone), termasuk drone peledak dan umpan, serta 60 rudal dari berbagai jenis.

“Ini adalah serangan udara terbesar yang pernah kami hadapi,” ujar Yuriy Ihnat, Kepala Komunikasi Angkatan Udara Ukraina, kepada Associated Press, Senin (30/6/2025).

Ukraina mengklaim berhasil menembak jatuh atau mengacaukan 475 di antaranya, tetapi tetap mengalami kerusakan signifikan, termasuk jatuhnya satu unit jet tempur F-16 yang dipasok oleh negara-negara Barat. Pilot pesawat tersebut dilaporkan gugur dalam insiden tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengonfirmasi serangan melalui kanal Telegram resminya, dan kembali menyerukan kepada negara-negara sekutu Barat untuk mengirimkan lebih banyak sistem pertahanan udara ke Kyiv.

“Rusia tidak akan berhenti selama masih mampu melancarkan serangan besar-besaran. Kami membutuhkan tekanan terhadap agresor dan sistem pertahanan udara tambahan,” tulis Zelensky.

Zelensky menyebut bahwa dalam satu minggu terakhir saja, Rusia telah meluncurkan lebih dari 114 rudal, 1.270 drone, dan hampir 1.100 bom luncur ke wilayah Ukraina.

Ia menegaskan bahwa invasi skala besar ini tidak hanya merusak infrastruktur sipil, tetapi juga mengancam nyawa penduduk dan personel militer Ukraina.

“Perang ini harus diakhiri. Dukungan internasional dan tekanan global terhadap agresor sangat dibutuhkan. Ukraina memerlukan sistem pertahanan udara tambahan untuk melindungi warganya,” tegasnya.

Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan pasti mengenai jumlah korban jiwa atau kerusakan bangunan akibat serangan tersebut.

Sementara itu, belum ada pernyataan lebih lanjut dari negara-negara NATO atau Amerika Serikat terkait permintaan tambahan sistem pertahanan dari Kyiv. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *