Sehidup Semati, Pasangan Lansia di Sulsel Wafat di Hari Sama

SOPPENG — Kisah cinta sejati kadang tak hanya berakhir di pelaminan, tetapi juga berlanjut hingga ke liang lahat. Peristiwa mengharukan itu terjadi di Desa Lalabata Riaja, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, ketika sepasang suami istri bernama Husen dan Biba menghembuskan napas terakhir pada hari yang sama, Minggu (12/10/2025).

Keduanya berpulang dalam usia yang identik, 78 tahun, setelah hidup bersama selama hampir empat dekade. Lebih mengharukan lagi, waktu meninggal mereka hanya terpaut sekitar dua jam. Biba lebih dulu meninggal sekitar pukul 21.21 WITA, disusul sang suami, Husen, yang menyusul kemudian.

Peristiwa langka ini membuat warga sekitar terenyuh. Banyak yang menilai bahwa keduanya benar-benar menepati janji setia “sehidup semati”. Bahkan Wakil Bupati Soppeng, Selle KS Dalle, turut menyampaikan belasungkawa sekaligus rasa kagumnya atas kesetiaan pasangan lansia tersebut.

“Melayat pasangan yg tdk hanya ditadirkan berjodoh menjalani keseharian hidup rukun dlm kesederhaan tapi juga Tuhan kabulkan doanya sebagai pasangan SETIA SEHIDUP SEMATI. Keduanya mengehembuskan nafas terakhir dlm keadaan tenang pada hari yang sama, hanya selang kurang lebih 2 jam. Insyaa Allah husnul khatimah,” tulisnya di akun Instagram pribadinya.

Menurut cerita Bahar, anak keempat pasangan ini, kedua orang tuanya dikenal sangat dekat dan hampir tidak pernah terpisah. Ia mengenang, saat Lebaran lalu mereka berdua sempat tinggal di rumahnya di Tarakan, Kalimantan Utara, selama lebih dari dua bulan.

“Nanti habis lebaran haji (Juni 2025), baru pulang ke Soppeng,” ujarnya di rumah duka. Bahar mengatakan, ayah dan ibunya seperti sedang berbulan madu di usia senja. Mereka selalu tampak bahagia, saling melengkapi, dan tak tahan berpisah lama.

“Kalau bapak saya ajak ke empang, baru satu hari pisah, bapak sudah minta pulang. Rindu sama ibu,” katanya. “Kalau pagi, ibu juga gelisah, selalu tanya apa bapak sudah minum kopi di empang,” tambahnya.

Hal serupa diungkapkan oleh Rifai, tetangga dekat mereka. Ia mengatakan pasangan tersebut selalu terlihat harmonis. “Setiap pagi mereka bercanda di teras. Ibu Biba sering membuatkan kopi untuk bapak Husen. Banyak saksi tetangga yang lihat mereka duduk pangkuan,” ujarnya tersenyum haru.

Bahar juga menuturkan bahwa tanda-tanda kepergian orang tuanya mulai tampak sejak Jumat (10/10/2025). Saat itu, ibunya terpeleset ketika menjemur pakaian. “Habis mencuci, ibu mau menjemur pakaian, lalu jatuh,” ujarnya.

Biasanya, Husen yang menjemur pakaian setelah dicuci istrinya. Namun, pagi itu Biba melakukan semuanya sendiri. Saat jatuh, Husen yang sedang duduk di teras segera meminta bantuan anak sulungnya.

Sejak kejadian itu, kondisi Biba menurun dan Husen setia menemaninya hingga akhir hayat. Ketika Biba mengembuskan napas terakhirnya, Husen tengah memeluk sang istri. Dua jam kemudian, sang suami menyusul pergi dengan tenang.

Dikenal sebagai pasangan yang sederhana dan penyayang, Husen dan Biba meninggalkan empat anak dan tiga belas cucu. Kisah cinta mereka kini menjadi teladan bagi banyak warga, bahwa cinta sejati bukan sekadar janji, melainkan kesetiaan yang dibawa hingga ke akhir hayat. []

Siti Sholehah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *