Sekolah Rakyat Masih Rintisan, Gus Ipul Ingatkan Sabar dan Kolaborasi

PASURUAN – Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2019–2024 sekaligus penanggung jawab operasional Sekolah Rakyat, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, menekankan pentingnya lingkungan belajar yang aman dan penuh kasih bagi para siswa.
Dalam arahannya kepada kepala sekolah, wali asrama, dan wali asuh, ia memberi peringatan keras agar tidak ada praktik perundungan maupun kekerasan di lingkungan pendidikan.
“Saya titip betul kepada seluruh kepala sekolah, wali asrama, dan wali asuh. Pertama, tidak boleh ada perundungan atau bullying dari siapapun kepada siapapun. Kedua, tidak boleh ada kekerasan fisik maupun kekerasan seksual. Ketiga, tidak boleh ada intoleransi. Kalau ada tanda-tanda, segera laporkan, segera tindaklanjuti, segera kita cari solusinya jangan dianggap enteng,” tegasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (2/9/2025).
Ia menegaskan, Sekolah Rakyat yang saat ini masih dalam tahap rintisan membutuhkan perhatian ekstra dari para tenaga kependidikan.
Menurutnya, para pengasuh dan pendidik tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga figur pengganti keluarga yang mendampingi tumbuh kembang anak.
“Saya ingin bapak ibu semua bekerja dengan hati, menguatkan tekad, meningkatkan kemampuan, dan yang paling penting adalah sabar. Karena ini masih rintisan, banyak masalah. Mari masalah-masalah ini kita selesaikan dengan kesabaran, dengan kolaborasi, koordinasi, disiplin, dan musyawarah,” ujar Gus Ipul.
Dalam forum itu, sejumlah tenaga kependidikan turut menyampaikan pandangan dan harapannya.
Salah satunya Silva, wali asuh SRMP 28 Pasuruan, yang menyoroti keterbatasan jumlah pendamping.
“Saat ini jumlah wali asuh di Pasuruan masih terbatas, sementara siswa ada 50 anak,” ungkapnya.
Menanggapi masukan tersebut, Gus Ipul menegaskan pemerintah daerah berkomitmen memperbaiki kondisi secara bertahap.
“Segala kekurangan SDM, sarana prasarana, akan kita penuhi secara bertahap. Mohon bersabar. Saya terutama sebagai penanggung jawab operasional Sekolah Rakyat berjuang sekuat tenaga, juga agar hak-hak bapak ibu semua bisa dipenuhi. Jam kerja pun sedang kita atur supaya lebih baik. Jangan khawatir, gaji dan tunjangan pun pasti diterima sesuai ketentuan,” katanya.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa wali asrama dan wali asuh bukan sekadar pengawas, melainkan harus hadir sebagai teladan dan penguat emosional bagi anak-anak.
Gus Ipul menyebut Sekolah Rakyat sebagai rumah kedua yang wajib memberikan rasa aman, dicintai, dan diperhatikan.
“Anak-anak jangan sampai merasa sendiri. Mereka harus merasa dicintai dan diperhatikan, bukan sekadar ditampung. Wali asuh dan wali asrama harus hadir dengan cinta, keteladanan, dan kesabaran,” tutupnya.
Dengan arahan ini, Sekolah Rakyat diharapkan tidak hanya menjadi tempat belajar, melainkan juga wadah pembentukan karakter yang menjunjung nilai kasih sayang, toleransi, serta tanggung jawab sosial. []
Nur Quratul Nabila A