Serangan Israel di Bint Jbeil Tewaskan Lima Warga Sipil

BEIRUT — Situasi keamanan di Lebanon Selatan kembali diguncang. Sebuah serangan udara yang dilakukan drone tempur Israel pada Minggu (21/09/2025) menargetkan sebuah sepeda motor di kawasan Bint Jbeil. Insiden itu menimbulkan korban jiwa, termasuk tiga anak kecil, dari total lima orang yang tewas. Data awal Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon menyebutkan jumlah korban luka juga cukup banyak, sebagian masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Menurut Pusat Operasi Darurat Kesehatan, tiga anak yang meninggal berasal dari keluarga Charara. Ayah mereka, Chadi, juga tercatat sebagai korban tewas. Sementara ibu serta kakak perempuan mereka mengalami luka berat.

“Para korban langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat, dan tim penyelamat masih melakukan pencarian di sekitar lokasi,” demikian pernyataan resmi kementerian.

Koresponden Al Mayadeen melaporkan drone Israel menghantam sepeda motor yang berada di pusat kota. Dalam waktu bersamaan, pasukan Israel melepaskan suar di langit Aitaroun, Yaroun, hingga Maroun al-Ras. Suar-suar itu memicu kebakaran hutan di sekitar wilayah perbatasan.

Tidak berhenti di sana, sebuah drone lain dilaporkan menjatuhkan bom di Kfar Kela saat berlangsung pemakaman Hassan Shahrour, yang tewas akibat serangan Israel sehari sebelumnya di wilayah Khardali. Kementerian Kesehatan Lebanon menegaskan, korban tewas dan luka akibat operasi militer Israel terus bertambah, meski kesepakatan gencatan senjata telah dicapai beberapa bulan lalu.

“Serangan musuh Israel terhadap sebuah kendaraan di jalan al-Khardali menewaskan satu orang,” demikian pernyataan resmi kementerian pada Sabtu.

Hingga kini, pasukan Israel disebut masih menduduki lima titik strategis di Lebanon Selatan. Situasi ini menambah ketegangan di kawasan yang sebelumnya telah mengalami ribuan pelanggaran sejak perjanjian gencatan senjata pada 27 November 2024.

Tidak hanya menargetkan kendaraan dan pemukiman warga, pasukan Israel juga dituding melancarkan bom pembakar di Yaroun, serta bom suara di kota Yarin dan Dhayra. Aksi tersebut memicu ketakutan di tengah warga sipil yang kian resah dengan serangan berulang.

Meski ada upaya diplomasi internasional untuk meredakan konflik, fakta di lapangan menunjukkan pertempuran lintas batas masih terus terjadi. Serangan terbaru ini kembali menegaskan rapuhnya kesepakatan gencatan senjata dan tingginya risiko jatuhnya korban sipil di Lebanon Selatan. []

Diyan Febriana Citra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *