Sering Mabuk, Pria di Bandung Tewas Dianiaya Kakaknya
                BANDUNG – Kasus pembunuhan yang menggemparkan warga Andir, Kota Bandung, terjadi pada Sabtu (01/11/2025) dini hari. Seorang pria bernama Bernadin Prawira (42), atau yang dikenal dengan panggilan Enot, ditemukan tewas di rumahnya setelah dianiaya oleh dua kakaknya sendiri, BS (47) dan DI (43).
Peristiwa berdarah itu berlangsung di rumah keluarga mereka di Gang Adibrata No 249/8A, Kelurahan Kebonjeruk, Kecamatan Andir, sekitar pukul 03.30 WIB. Ketiganya diketahui tinggal serumah.
Kapolsek Andir Kompol Budi menjelaskan, dugaan sementara motif pembunuhan dipicu oleh kekesalan kedua pelaku terhadap sikap korban yang kerap pulang dalam keadaan mabuk dan membuat keributan di rumah.
“Korban dan para tersangka ini satu keluarga, tinggal di rumah yang sama. Kedua tersangka merupakan kakak kandung korban,” ujar Budi, dikutip Senin (03/11/2025).
Menurut hasil penyelidikan, sebelum kejadian, Enot kembali ke rumah dalam kondisi mabuk berat. Pertengkaran pun tak terelakkan. Suasana yang awalnya hanya adu mulut berubah menjadi perkelahian. Dalam situasi emosi yang tak terkendali, kedua kakak korban memukul dan menganiaya Enot hingga akhirnya meninggal dunia di lokasi kejadian.
Awalnya, kedua pelaku mencoba menutupi perbuatannya. Mereka sempat mengaku kepada warga sekitar bahwa sang adik meninggal secara alami. Namun, kecurigaan warga mendorong mereka melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian. Saat tim Polsek Andir melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban.
“Dari hasil pemeriksaan dan olah TKP, ditemukan bukti kuat bahwa korban meninggal bukan karena sebab alami, melainkan akibat penganiayaan dan pengeroyokan,” jelas Budi.
Polisi kemudian menetapkan kedua kakak korban sebagai tersangka. Mereka dijerat dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan yang menyebabkan kematian, dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara.
Kasus ini menambah daftar panjang tindak kekerasan dalam lingkup keluarga yang dipicu oleh emosi sesaat. Polisi mengimbau masyarakat untuk mengedepankan komunikasi dan mencari jalan damai dalam menghadapi masalah internal keluarga.
“Kesabaran dan dialog seharusnya menjadi jalan utama dalam menghadapi konflik, apalagi dengan keluarga sendiri,” pungkas Budi. []
Siti Sholehah.
