Sidang Kasus Penembakan Bos Rental Mobil di Tol Tangerang-Merak Lanjut ke Pemeriksaan Saksi

JAKARTA – Pengadilan Militer II-08 kembali melanjutkan persidangan kasus penembakan terhadap bos rental mobil, Ilyas Abdurrahman, yang terjadi di Tempat Istirahat (Rest Area) KM45, Tol Tangerang-Merak, pada Kamis (2/1/2025).
Sidang yang digelar pada Selasa (18/2/2025) ini memeriksa enam saksi yang mengetahui kejadian tersebut. Sidang dimulai pukul 09.00 WIB dan berlangsung terbuka untuk umum, memungkinkan masyarakat dan media untuk mengikuti jalannya persidangan.
Menurut keterangan Kepala Oditurat Militer II-07 Jakarta, Kolonel Kum Riswandono Hariyadi, dua di antara enam saksi yang dipanggil merupakan anak kandung dari korban. Mereka adalah Agam Muhammad Nasrudin dan Rizky Agam Syahputra.
Selain itu, empat saksi lainnya yang dijadwalkan hadir dalam sidang ini adalah Muhammad Isra, Samsul Bahri SE alias Acung, Samsul Bahri alias Jenggot, dan Samsul Bahri alias Agus.
Proses persidangan ini dipastikan berlangsung dengan prinsip profesionalisme, transparansi, serta akuntabilitas, di mana seluruh pihak diharapkan dapat memberikan kesaksian yang dapat mengungkap fakta-fakta yang terjadi. Pengadilan berkomitmen untuk menjaga independensi dan ketidakberpihakan dalam setiap tahap persidangan.
Kasus penembakan ini melibatkan tiga oknum anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Laut (AL) yang didakwa melakukan penadahan terhadap barang bukti dari kasus penembakan tersebut.
Tiga terdakwa yang dimaksud adalah Kelasi Kepala (KLK) Bambang Apri Atmojo, Sersan Satu Akbar Adli, dan Sersan Satu Rafsin Hermawan. Tindak pidana penadahan yang dilakukan oleh ketiga terdakwa ini dijerat dengan Pasal 480 ke-1 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
Selain itu, dua dari tiga terdakwa, yakni Bambang Apri Atmojo dan Akbar Adli, juga didakwa dengan Pasal 340 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP terkait pembunuhan berencana, sementara pasal alternatif pembunuhan biasa (Pasal 338 KUHP) juga dikenakan sebagai dakwaan subsider.
Sidang ini masih akan berlanjut dengan pemeriksaan saksi-saksi lainnya, di mana harapan besar agar kebenaran dapat terungkap dan proses hukum berjalan sesuai ketentuan yang berlaku. []
Nur Quratul Nabila A