Sindikat Pencopet Jalur SSA hingga Stasiun Bogor Terbongkar, Polisi Catat 14 Kasus

BOGOR — Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bogor berhasil membongkar pola kerja dua kelompok pencopet yang selama setahun terakhir meresahkan warga.

Kelompok ini diketahui memiliki wilayah operasi masing-masing dengan target yang berbeda, mulai dari jalur sistem satu arah (SSA) dan Lapangan Sempur hingga kawasan Stasiun Bogor yang setiap hari dipadati penumpang.

Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota, Kompol Aji Riznaldi, menjelaskan bahwa pembagian wilayah ini bukan kebetulan, melainkan bagian dari strategi komplotan untuk mempermudah mereka mencari sasaran.

“Para pelaku ini memiliki wilayah operasi atau wilayah khusus. Yaitu wilayah (trotoar) SSA dan Sempur, kemudian satu kelompok lagi khusus wilayah stasiun dan pasar,” ujar Aji dalam keterangan pers, Jumat (22/8).

Menurut Aji, kelompok yang beroperasi di SSA dan Lapangan Sempur terdiri atas tersangka Romi, Iwan, dan Anto. Sementara di wilayah Stasiun Bogor, polisi menetapkan tersangka Febri Sidabutar dan Imam Syafei.

Selain itu, ada seorang penadah bernama Candra yang berperan menerima barang hasil kejahatan.

“Jadi dapat dilihat di sini ada dua kelompok pencopet yang dapat kita lumpuhkan, yaitu Saudara A, R, dan I itu khusus (wilayah operasi) di SSA dan Sempur. Kemudian yang khusus di stasiun yaitu Saudara F dan I. Kemudian C (Candra) adalah penadah,” ungkapnya.

Polisi mencatat, enam tersangka tersebut telah beraksi sejak tahun lalu dengan catatan keterlibatan dalam sedikitnya 14 laporan polisi.

Modus yang digunakan cukup sederhana namun efektif, yakni dengan memanfaatkan kelengahan korban.

“Sasaran mereka ini adalah orang-orang yang sedang beraktivitas, seperti olahraga di SSA atau orang pulang kerja di stasiun. Modusnya adalah mereka mencari kesempatan dan melakukan perbuatannya dengan cara membuka ritsleting tas korban,” jelas Aji.

Lebih jauh, hasil penyidikan mengungkap bahwa komplotan ini terhubung dengan jaringan penadah yang terbagi berdasarkan jenis barang.

Ada penadah khusus telepon genggam berbasis Android, sementara satu lainnya yang masih buron berfokus pada iPhone.

“Mereka ini cukup terorganisir, karena dari kelompok ini ada penadah yang kita amankan itu spesialis handphone android, kemudian ada DPO penadah yang spesialis iPhone. Jadi mereka para pelaku ini menjual barang hasil curian mereka kepada dua penadah ini,” terang Aji.

Pengungkapan ini menjadi peringatan bagi masyarakat Kota Bogor, khususnya mereka yang beraktivitas di ruang publik.

Aparat mengingatkan agar warga tetap waspada, terutama di lokasi rawan seperti jalur pejalan kaki, area olahraga, maupun stasiun yang ramai. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *