Sinta Nuriyah Jenguk Aktivis di Polda Metro Jaya

JAKARTA – Kehadiran sejumlah tokoh bangsa di Polda Metro Jaya, Selasa (23/09/2025), menandai tingginya perhatian masyarakat sipil terhadap penanganan kasus hukum yang menjerat para aktivis usai demonstrasi besar di Jakarta akhir Agustus lalu. Di antara para tokoh itu, sosok Sinta Nuriyah Wahid, istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, menjadi sorotan utama.

Sekitar pukul 10.05 WIB, Sinta Nuriyah tiba di Gedung Promoter Polda Metro Jaya menggunakan kursi roda dengan balutan kebaya merah jambu. Sapaan ramahnya disambut penuh hormat oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri dan Wakapolda Brigjen Pol Dekananto Eko Purwono, yang bahkan terlihat menundukkan badan dan mencium tangannya. Sambutan itu menandakan adanya penghormatan yang mendalam terhadap figur yang selama ini dikenal konsisten memperjuangkan nilai kemanusiaan.

Tidak hanya Sinta, rombongan Gerakan Nurani Bangsa (GNB) juga turut hadir. Beberapa tokoh yang menyertainya antara lain mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, akademisi Karlina R. Supelli, eks Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas, aktivis sekaligus putri Gus Dur Inayah Wahid, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, cendekiawan Komaruddin Hidayat, serta Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara. Kehadiran lintas tokoh ini menegaskan adanya solidaritas moral terhadap para aktivis yang kini masih mendekam di tahanan.

Usai pertemuan awal di Gedung Promoter, sekitar pukul 11.11 WIB, rombongan bergeser ke Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum. Sinta yang dibantu turun dari mobil kembali menjadi pusat perhatian, dengan kursi rodanya digotong untuk menaiki anak tangga. Simbol empati dan keteguhan dari seorang Sinta Nuriyah tampak nyata dalam kunjungan itu.

Di sisi lain, Polda Metro Jaya menegaskan bahwa tidak ada perlakuan diskriminatif terhadap keluarga atau penasihat hukum para tahanan. Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi memastikan akses kunjungan tetap terbuka.

“Akses bertemu, mendapatkan pendampingan dari pihak keluarga, dari pihak penasihat hukum kepada tersangka sangat terbuka, sangat terbuka,” ujarnya.

Ade Ary juga membantah kabar yang menyebut adanya aktivis mogok makan. Menurutnya, kebutuhan dasar seluruh tahanan tetap dipenuhi. “Tidak benar itu ada isu atau informasi tentang mogok makan, itu tidak benar,” katanya.

Meski demikian, sebelumnya sempat muncul keluhan dari pihak keluarga. Sizigia Pikhansa, kakak dari Syahdan Husein, admin akun Instagram Gejayan Memanggil, menyebut sempat mendapat kesulitan ketika hendak membesuk adiknya yang ditahan dengan tuduhan penghasutan. “Keluarga dan pendamping hukum dilarang dan dibuat susah untuk mengunjungi Syahdan,” ujarnya.

Kunjungan GNB ke Polda Metro Jaya menjadi momen penting, bukan hanya sekadar solidaritas, tetapi juga mengirimkan pesan kuat tentang perlunya keseimbangan antara penegakan hukum dan penghormatan terhadap hak asasi manusia serta ruang demokrasi di Indonesia. []

Diyan Febriana Citra.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *