Siswa Cedera Serius Dibanting Pelatih Lawan Usai Selebrasi Gol, Polisi Surabaya Dalami Kasus Kekerasan

SURABAYA – Momen kemenangan dalam sebuah pertandingan olahraga berubah menjadi tragedi bagi seorang siswa berinisial BA di Surabaya.
Ia mengalami cedera serius setelah diduga menjadi korban kekerasan fisik oleh seorang pelatih tim lawan saat melakukan selebrasi usai mencetak gol.
Peristiwa tersebut terjadi di tengah lapangan ketika BA tengah melakukan selebrasi gol. Tanpa peringatan, pelatih dari tim lawan menghampiri BA dan langsung membanting tubuh remaja tersebut ke tanah.
Meski BA sempat berusaha menjaga keseimbangan, benturan keras membuatnya jatuh terduduk dan mengalami cedera serius.
Akibat kejadian tersebut, BA mengalami keretakan pada tulang ekor dan harus menjalani masa pemulihan selama lima hingga enam bulan. Selama masa pemulihan, ia tidak diperbolehkan melakukan aktivitas fisik, termasuk kegiatan olahraga yang selama ini menjadi minat utamanya.
Ayah korban, BS, menyampaikan rasa kecewa dan keberatan atas tindakan pelatih yang dinilainya sangat tidak pantas dan tidak mencerminkan sikap seorang pembina olahraga.
“Kami sangat menyesalkan tindakan kekerasan terhadap anak yang masih di bawah umur, apalagi dilakukan oleh sosok pelatih yang seharusnya menjadi panutan,” ujarnya.
Pihak keluarga pun langsung melaporkan kejadian tersebut ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya. Laporan resmi diterima dan kini sedang dalam proses penyelidikan.
Kasi Humas Polrestabes Surabaya, AKP Rina Shanty, menyampaikan bahwa pihak kepolisian telah memeriksa sedikitnya tujuh orang saksi, termasuk korban dan terlapor.
“Kami masih mendalami motif pelaku dan terus mengumpulkan keterangan dari para saksi yang berada di lokasi saat insiden terjadi,” ujar AKP Rina.
Kepolisian belum menetapkan status hukum terhadap pelaku, namun memastikan bahwa proses penanganan kasus dilakukan sesuai prosedur dan menjunjung tinggi perlindungan terhadap anak di bawah umur.
Kejadian ini mengundang keprihatinan dari berbagai pihak, termasuk komunitas olahraga dan pemerhati pendidikan anak. Mereka mendorong agar pelaku kekerasan terhadap anak dalam kegiatan olahraga ditindak tegas agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. []
Nur Quratul Nabila A