Siswa SMPN 1 Playen Gunungkidul Jadi Korban Perundungan, Trauma dan Enggan Sekolah

GUNUNGKIDUL – Seorang siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Playen, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi korban perundungan oleh kakak kelasnya. Akibat insiden tersebut, korban mengalami memar di bagian pundak dan trauma berat hingga enggan kembali bersekolah.

Sri Kusmiyanti, ibu dari korban, mengungkapkan bahwa insiden pemukulan terjadi pada Rabu (23/4/2025) siang. Anak laki-lakinya dituduh mencuri makanan di kantin sekolah, padahal menurut Sri, anaknya telah meminta izin kepada pemilik kantin untuk mengambil uang guna membayar jajanan.

“Anak saya memang mengambil uang dari laci, tapi itu sudah dengan seizin pemilik kantin. Sayangnya malah dituduh mencuri dan dipukul oleh kakak kelasnya,” kata Sri kepada wartawan, Kamis (24/4/2025).

Pada awalnya, anaknya enggan mengakui kejadian pemukulan tersebut. Namun Sri mendapat informasi dari wali murid lain dan akhirnya sang anak mengaku menjadi korban kekerasan fisik.

“Anak saya mengeluh sakit perut dan ada memar di pundaknya. Setelah dibawa ke rumah sakit, tidak ada luka serius, tapi dia masih takut dan tidak mau sekolah lagi sampai sekarang,” jelas Sri.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMPN 1 Playen, Tumijo, membenarkan adanya kasus perundungan tersebut. Ia menyampaikan bahwa pihak sekolah telah melakukan upaya mediasi antara korban dan pelaku, serta telah bertemu dengan orang tua korban.

“Saya baru tahu pagi ini. Mediasi sudah mulai dilakukan, tapi memang belum ada sinkronisasi informasi dari kedua belah pihak,” ujar Tumijo.

Pihak sekolah berharap proses mediasi bisa menghasilkan solusi terbaik tanpa memberatkan salah satu pihak. Tumijo juga menekankan pentingnya kejujuran dari para siswa yang terlibat agar permasalahan dapat diselesaikan secara terbuka dan damai.

“Harapannya, anak-anak yang terlibat bisa tetap bersekolah di sini sampai lulus. Kami berkomitmen mencari penyelesaian terbaik,” pungkasnya.

Kasus ini menambah deretan peristiwa perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah dan kembali menyoroti pentingnya pengawasan serta pendekatan edukatif terhadap siswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *