Soal Sungai dan Bantuan Pendidikan Warnai Reses Arie
ADVERTORIAL – Suasana hangat sekaligus penuh diskusi terjadi dalam Reses Masa Persidangan III Tahun 2025 yang digelar Sekretaris Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Samarinda, Arie Wibowo. Bertempat di Yayasan Pondok Pesantren Hidayatullah Samarinda, Jalan Perjuangan Raya, Sempaja Selatan, Sabtu (15/11/2025), pertemuan ini berubah menjadi ruang curahan aspirasi warga yang datang dari berbagai kalangan.
Kegiatan yang dihadiri pengurus pondok, para guru, tokoh masyarakat, hingga warga sekitar itu menghadirkan dialog terbuka yang berjalan akrab. Arie menegaskan bahwa reses bukan sekadar formalitas, melainkan sarana komunikasi dua arah yang harus dimanfaatkan masyarakat.
“Kita santai saja, ini silaturahmi. Tapi tetap harus ada judulnya, jadi disebut reses. Apa pun keluhan di sini, insyaallah bisa saya sampaikan ke pemerintah kota maupun provinsi,” ujarnya.
Di tengah forum, isu strategis penanganan Sungai Karang Mumus dan Sungai Mahakam muncul sebagai perhatian utama. Arie memaparkan bahwa upaya pembenahan sungai tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, karena merupakan pekerjaan lintas kewenangan antara pemerintah kota dan pemerintah provinsi. “Ini pekerjaan kolaborasi. Pengerukan memang kewenangan provinsi, tapi relokasi warga adalah tugas Pemkot. Tidak bisa berjalan sendiri-sendiri,” jelasnya.
Tak berhenti di isu infrastruktur, keluhan lain datang dari tenaga pendidik yang mempertanyakan pelaksanaan bantuan pendidikan seperti Jospol dan Gratispol. Mereka menyoroti data penerima yang masih timpang serta proses yang dinilai belum sepenuhnya merata.
Arie menjelaskan bahwa program tersebut masih berada dalam tahap penyempurnaan.
“Program ini masih berjalan dan terus dibenahi. Untuk mahasiswa, yang ditanggung sementara baru semester pertama karena tahun ini baru tahap awal pelaksanaan,” paparnya.
Ia memastikan bahwa pencairan bantuan pendidikan untuk kampus negeri sudah mulai berjalan pada pekan ini, sementara kampus swasta masih menunggu proses verifikasi data sebelum pencairan.
Menutup rangkaian kegiatan, Arie menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan seluruh masukan warga, baik terkait fasilitas umum, perbaikan infrastruktur sungai, hingga sektor pendidikan. “Ini perjalanan panjang. Saya baru satu tahun menjabat, masa bakti masih empat tahun. Semua masukan akan saya perjuangkan,” tegasnya. []
Penulis: Selamet | Penyunting: Aulia Setyaningrum
