Sragen Pulih dari Banjir, BPBD Imbau Warga Tetap Waspada

SRAGEN – Banjir yang melanda enam kecamatan di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah beberapa hari terakhir dipastikan telah surut, Rabu (22/1/2025).

Penyebab utama banjir Sragen terjadi lantaran luapan sungai Bengawan Solo akibat hujan deras dengan intensitas tinggi dan durasi panjang.

Kepala Pelaksana BPBD Sragen, Triyono Putro, menjelaskan bahwa banjir kali ini tidak lepas dari pengaruh hujan lebat yang merata di wilayah Jawa Tengah, sebagaimana diprediksi oleh BMKG sebelumnya.

“Intensitas hujan yang sangat tinggi dan berlangsung lama menyebabkan Bengawan Solo meluap. Ini juga sesuai dengan prediksi BMKG terkait cuaca ekstrem yang melanda Jawa Tengah dalam beberapa hari terakhir,” ujar Triyono kepada Kompas.com, Rabu.

Berdasarkan pemantauan BPBD Sragen, air yang sempat merendam enam kecamatan kini sudah surut, dan aktivitas masyarakat kembali normal.

“Sejak pagi tadi, kami keliling ke seluruh wilayah terdampak. Semua sudah dalam kondisi baik, air surut, dan tidak ada kerusakan yang fatal,” jelas Triyono.

Enam kecamatan yang terdampak banjir tersebut adalah Sukodono, Tanon, Sambungmacan, Jenar, Sidoharjo, dan Sragen.

Di antara wilayah-wilayah tersebut, Sukodono tercatat sebagai kecamatan yang terdampak paling parah.

“Kami memantau debit air di Bengawan Solo sudah turun sekitar tiga meter, dan alirannya sekarang lancar,” tambahnya.

Meski banjir telah surut, Triyono mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat susulan.

“Kami terus memberikan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih siaga, terutama pengendara yang melintas saat hujan deras. Cari tempat yang aman jika situasi hujan membahayakan perjalanan,” pesannya.

Ia juga mengapresiasi langkah masyarakat yang semakin mandiri dalam menghadapi bencana.

“Banyak rumah di wilayah rawan banjir sudah ditinggikan. Ini menunjukkan masyarakat semakin siap menghadapi potensi banjir,” ucapnya.

Triyono menegaskan bahwa mitigasi bencana menjadi kunci penting dalam menghadapi potensi banjir di masa mendatang.

Lingkungan yang bersih dan infrastruktur yang memadai dapat meminimalkan dampak banjir di wilayah rawan.

“Kami akan terus memantau situasi dan memastikan kesiapan, terutama di kecamatan-kecamatan rawan seperti Sukodono. Mitigasi tetap harus berjalan agar bencana serupa dapat diminimalkan,” tutupnya. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *