Stadion Kaltim Ditata Ulang demi Keberlanjutan

ADVERTORIAL – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) melalui Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Prasarana Olahraga (PPO) Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim menegaskan komitmennya untuk menata kawasan olahraga secara lebih terukur, nyaman, dan berorientasi pada keberlanjutan.

Kepala UPTD PPO Dispora Kaltim, Junaidi, menegaskan pentingnya perencanaan yang matang dalam pengembangan infrastruktur olahraga. Penataan kawasan stadion, menurutnya, tidak bisa dilakukan secara sembarangan karena menyangkut banyak aspek seperti estetika, fungsi, dan efisiensi jangka panjang.

“Lahan di kawasan Gelora Kadrie Oening ini terbatas, sehingga penataan tata ruangnya perlu dirancang secara cermat dan terencana. Kalau bangunan sudah berdiri, tidak bisa semudah itu dipindahkan. Karena itu, kita harus pastikan setiap pembangunan tidak membuat area terasa sempit, tetap estetis, dan memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang memanfaatkannya,” ujar Junaidi saat diwawancarai di Kantor Dispora Kaltim, Jumat (25/7/2025).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa tata ruang yang baik harus mampu menampung berbagai fungsi dan kebutuhan olahraga. Dengan lebih dari 60 cabang olahraga yang aktif di Kalimantan Timur, perencanaan kawasan harus disesuaikan agar tidak tumpang tindih dalam penggunaan lahan.

“Bayangkan kalau setiap cabang olahraga ingin punya gedung sendiri, tentu kompleks stadion ini tidak akan cukup menampung semuanya. Oleh karena itu, penataan awal menjadi kunci agar fungsi, estetika, dan kenyamanan tetap terjaga,” jelasnya.

Tidak hanya fokus pada kawasan Gelora Kadrie Oening, Dispora Kaltim juga ingin mendorong optimalisasi pemanfaatan Stadion Palaran yang memiliki luas dan potensi besar. Junaidi mengajak masyarakat untuk mulai memanfaatkan stadion yang berlokasi agak jauh dari pusat kota tersebut.

“Saya menghimbau masyarakat agar mulai melirik dan menggunakan Stadion Palaran. Memang lokasinya tidak di tengah kota, tetapi jika kita melihat banyak orang mau bepergian jauh untuk wisata ke tempat seperti Pantai Pandita Lopi atau Coconut Beach di Samboja, kenapa tidak dengan Stadion Palaran?” tuturnya.

Guna mendukung hal ini, Dispora sedang mendorong program terobosan bertajuk Laga Diksata—akronim dari Layanan, Pendidikan, Olahraga, dan Wisata. Program ini bertujuan menjadikan Stadion Palaran sebagai kawasan wisata olahraga yang bisa menarik masyarakat dari berbagai kalangan. “Jadi kita ingin masyarakat datang ke Stadion Palaran itu seperti sedang berwisata. Unsur wisatanya adalah olahraga, sehingga meskipun jauh, tetap ingin dikunjungi,” ucap Junaidi dengan antusias.

Ia menilai, pemanfaatan Stadion Palaran sebagai kawasan terpadu lebih memungkinkan dibanding Stadion Kadrie Oening. Dengan luas area mencapai 82 hektare, kawasan ini memiliki peluang lebih besar untuk dikembangkan secara multifungsi. “Stadion Palaran masih memiliki lahan sekitar 82 hektar, jauh lebih luas dibandingkan Stadion Kadrie Oening yang hanya sekitar 60 hektar. Kalau ditata dengan baik, lahan ini bisa menampung banyak kebutuhan, bahkan dengan konsep penggabungan seperti satu gedung bela diri atau gedung olahraga beregu,” jelasnya.

Menurutnya, penggabungan fungsi beberapa cabang olahraga dalam satu gedung adalah strategi efisien, baik dari sisi penggunaan lahan maupun anggaran pembangunan. “Pemerintah harus tidak hanya fokus pada pembangunan, tetapi juga wajib berpikir tentang pemeliharaan. Kalau hanya membangun tanpa rencana pemeliharaan, itu keliru. Sudah bukan zamannya lagi menganut prinsip ‘biar tekor asal tersohor’. Sekarang kita harus berpikir jangka panjang agar pengelolaan aset tidak membebani keuangan daerah atau negara,” pungkas Junaidi.

Dengan pendekatan yang lebih sistematis dan berorientasi jangka panjang, Dispora Kaltim berharap kawasan-kawasan olahraga yang ada tidak hanya menjadi sarana kegiatan fisik, melainkan juga menjadi ikon kebanggaan daerah yang mendukung sektor pariwisata, pendidikan, dan pelayanan publik secara keseluruhan. []

Penulis: Putri Aulia Maharani | Penyunting: Aulia Setyaningrum

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *