Studi Celios: Evaluasi 100 Hari Kabinet Prabowo-Gibran, Perlu Reshuffle dan Perbaikan Kinerja Menteri

JAKARTA – Lembaga Celios menggelar studi penilaian Kabinet Prabowo-Gibran yang resmi menyelesaikan 100 hari pemerintahan mereka pada 21 Januari 2025, termasuk para menterinya, berikut hasil raport mereka.

Melansir laman resmi Celios, dikutip Kamis (23/1/2025), berbeda dengan studi evaluasi kinerja pemerintah lainnya yang menggunakan masyarakat awam sebagai responden, studi Celios menggunakan survei berbasis expert judgment.

Panelis terdiri dari 95 jurnalis dari 44 lembaga pers kredibel yang memiliki wawasan mendalam tentang kinerja pemerintah. Para jurnalis dipilih karena mereka memiliki akses langsung dan kemampuan untuk mengamati kinerja pejabat publik secara rutin, serta menganalisis hasil dari kebijakan dan program pemerintah.

Hasil studi Celios menunjukkan bahwa Prabowo Subianto memperoleh rapor 5 dari 10, sementara Gibran Rakabuming Raka mendapat rapor sangat rendah, yakni 3 dari 10. Sebagian besar responden menilai pencapaian program kerja dan kualitas komunikasi yang tidak memuaskan.

Studi Celios mengungkapkan bahwa beberapa menteri memperoleh penilaian buruk, dengan Natalius Pigai (Menteri HAM) nilai -113 poin, Budi Arie Setiadi (Menteri Koperasi) nilai -61 poin, Bahlil Lahadalia (Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral) nilai -41 poin, Raja Juli Antoni (Menteri Kehutanan) nilai -36 poin, dan Yandri Susanto (Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal) -28 poin sebagai yang tercatat dengan angka terendah dalam hal kinerja.

Penilaian ini menunjukkan perlunya penataan ulang dan potensi reshuffle di beberapa posisi kementerian untuk memperbaiki arah kebijakan pemerintahan.

Sebanyak 74% responden menilai janji politik hanya sebagian yang berhasil sementara sebagian lainnya tidak terlaksana.

Capaian program juga dinilai kurang optimal (37%) dan rencana kebijakan tidak sesuai dengan kebutuhan publik (34%). Tata kelola anggaran dalam kabinet juga mendapat penilaian buruk dengan 52% responden menilai hal tersebut sangat mengecewakan.

Studi Celios juga mengungkapkan tantangan besar yang dihadapi kabinet ini termasuk kurang efektifnya kolaborasi antar lembaga (46%) dan minimnya intervensi di sektor ekonomi (31%).

Banyak pihak yang menilai bahwa kabinet perlu melakukan perombakan dan pergeseran menteri, dengan 88% responden menyatakan perlu dilakukan reshuffle pada 6 bulan pertama.

Evaluasi juga menunjukkan bahwa terdapat persoalan dalam reformasi TNI dan kinerja Polri yang jauh dari harapan. Masyarakat menuntut transparansi dan profesionalisme lebih tinggi di kedua institusi ini.

“Prabowo-Gibran harus segera melakukan evaluasi mendalam terhadap kinerja menteri-menteri terkait pola komunikasi dan memperbaiki kebijakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan publik. Banyak Menteri yang bermanuver sendiri, sekedar melontarkan ide tapi tidak memahami regulasi. Sampai saat ini, bahkan masih ada kementerian yang belum juga melantik pejabat eselonnya dan sebagian Menteri sibuk sendiri dan tidak mengurusi transisi kelembagaan di internal kementerian,” kata dia Media Wahyudi Askar, Direktur Kebijakan Publik Celios. []

Nur Quratul Nabila A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *