Surabaya Kebut Penanganan Banjir, Pembangunan Bozem Simo Hilir Jadi Prioritas 2025
SURABAYA – Permasalahan banjir di Surabaya masih menjadi permasalahan klasik yang tak kunjung selesai. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bahkan sampai turun langsung untuk memastikan permasalahan ini bisa tertangani dengan maksimal.
Pada tahun 2025, salah satu proyek utama yang akan dikebut Pemkot Surabaya adalah pembangunan Bozem Simo Hilir.
Bozem ini dirancang menggunakan konstruksi batu kumbung dengan dilengkapi pintu air elektrik di sekitar pintu air Simo Hilir.
Namun, tantangan masih ada karena bozem tersebut belum dapat bekerja secara maksimal akibat tertutup bangunan.
“Di Simo, ada satu bozem kita (pemkot) yang ditutupi bangunan sehingga belum bisa bekerja secara maksimal. Saat tekanan air besar, otomatis pintu air tidak bisa menampung dan jebol. Jika pintu air dibuka maka Simo akan banjir bandang sehingga pintu air ditutup,” kata Eri yang dikutip Radar Surabaya pada Minggu, 15 Desember 2024.
Selain itu, Pemkot juga berencana meninggikan jembatan di Jalan Kupang Baru untuk melancarkan aliran air dan mencegah banjir di jalan sekitar. Eri menyebutkan bahwa proses ini sebelumnya sempat terhambat karena kekhawatiran warga.
“Awalnya warga belum sepakat atau khawatir untuk ditinggikan jembatannya, mereka meminta kajian. Tapi Alhamdulillah sudah sepakat dan sudah dilelang, awal Januari 2025 akan mulai dikerjakan,” ujarnya.
Perbaikan juga dilakukan di Jalan Dukuh Kupang Barat Gang Satu, kawasan yang pernah viral karena banjir hingga setinggi leher orang dewasa. Saat ini, genangan di lokasi tersebut berhasil dikurangi menjadi hanya 30 sentimeter setelah dilakukan perbaikan saluran. Untuk mencegah penyempitan saluran, Pemkot akan menambahkan plengsengan.
Di kawasan ini juga terdapat Bozem Makam Putat yang fungsinya terganggu akibat tumpukan sampah dari TPS Kelurahan Putat Jaya. Wali Kota Eri meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) membersihkan area tersebut.
“Kita akan mengembalikan fungsi bozem seperti semula. Bozem ini menahan air dari Dukuh Kupang agar tidak langsung ke saluran air Pasar Bok Abang di Jalan Banyu Urip. Karena saluran Bok Abang sudah berat. Setelah bozem jadi, air ditahan dulu,” terangnya.
Di Jalan Pakal Barat Madya, banjir masih terjadi akibat saluran air yang terputus. Pemkot telah berkoordinasi dengan pengembang sebagai pemilik tanah untuk memperbaiki sistem drainase di kawasan tersebut.
“Ada satu kampung panjangnya 20 meter, banjirnya semata kaki, padahal dulu kalau banjir mencapai sepinggang. Air hujan tidak bisa masuk saluran karena saluran terputus. Tanah di sana adalah milik salah satu pengembang, sudah saya telepon minta izin tanahnya saya gunakan untuk membuat saluran menuju ke sungai,” jelasnya. []
Nur Quratul Nabila A